Dosen UMLB Manfaatkan Daun Mangrove Untuk Kendalikan Penyakit Ice-Ice Rumput Laut

BANGGAI RAYA- Dosen Fakultas Perikanan Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai (UMLB) Dr. Samsu Adi Rahman, mengembangkan inovasi pengendalian penyakit ice-ice rumput laut.

Diketahui, saat ini rumput laut dari jenis kappaphycus alvarezii merupakan produk unggulan perikanan Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan produsen terbesar rumput laut.

Menurut Samsu Adi Rahman, budi daya rumput laut saat ini mengalami berbagai permasalahan. Di antaranya belum dikuasainya teknologi budi daya rumput laut, ditambah lagi dengan kemunculan penyakit ice-ice.

Belum dikuasainya teknologi budi daya rumput laut saat ini, kata dia, merupakan salah satu kendala yang bisa menyebabkan menurunnya kualitas maupun kuantitas rumput laut.

Selain itu, munculnya penyakit ice-ice yang disebabkan oleh faktor abiotik dan biotik.

Samsu Adi Rahman menjelaskan, faktor abiotik ini menyebabkan rumput laut abnormal yang diikuti oleh infeksi bakteri patogen, dan menyebabkan penyakit ice-ice. 

BACA JUGA:  Modus Tanya Alamat, Motor Milik Lansia di Nuhon Ini Raib Dibawa Maling

Ia mengatakan ice-ice merupakan penyakit utama pada rumput laut yang belum teratasi sampai sekarang. Penyakit ini ditandai dengan gejala pemutihan (bleaching) pada talus rumput laut.

Berdasarkan hasil pengamatan dan beberapa hasil riset penyakit ice-ice, penularannya sangat cepat.

Bahkan, kata Samsu Adi Rahman, penyakit ice-ice dapat menyebabkan kematian yang dalam kurun waktu 2 hingga 7 hari, sehingga menyebabkan kegagalan produksi rumput laut.

Kegagalan tersebut berkisar antara 24 hingga  60 persen bahkan sampai mengalami kegagalan panen. Hal ini tentu mengakibatkan kerugian secara ekonomi kepada pembudidaya.

Salah satu upaya yang dikembangkan oleh Samsu Adi Rahman untuk antisipasi penyakit ice-ice pada rumput laut, adalah dengan memanfaatkan daun mangrove avicennia marina.

Diketahui selama ini, daun mangrove banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan karena mengingat kandungan fitokimianya mampu mengendalikan penyakit.

BACA JUGA:  Tragis, Mobil Pick Up Terperosok ke Jurang di Balantak

Atas dasar itulah, Samsu Adi Rahman memanfaatkan daun mangrove tersebut untuk pengendalian penyakit ice-ice pada rumput laut.

Daun mangrove tersebut dimanfaatkan senyawanya serta kandungan bakteri endofit potensialnya.

Hasil riset sebelumnya yang telah dilakukan oleh Samsu Adi Rahman melalui skala in vitro, diketahui bahwa kandungan senyawa maupun bakteri potensial pada daun mangrove mampu mengendalikan bakteri patogen penyebab ice-ice.

Untuk meningkatkan kualitas daya hambat dari daun mangrove, maka dilakukan fermentasi.

Hasil cairan fermentasi juga sudah diujikan untuk menghambat bakteri patogen pada rumput laut.

Melalui Program Riset Keilmuan Untuk Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2021 oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui pendanaan dari Lembaga Pengolah Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan, Samsu Adi Rahman mengusulkan hibah terkait pengelolaan dan melakukan riset keilmuan.

BACA JUGA:  Cabdis Dikmen Wilayah V Awasi 107 Sekolah di Banggai Bersaudara, Ini Rinciannya!

Melalui riset tersebut Samsu Adi Rahman melakukan uji performa produk cairan fermentasi daun mangrove avicennia marina untuk pengendalian penyakit ice-ice rumput laut kappaphycus alvarezii pada wadah terkontrol.

Riset tersebut mengkaji performa cairan fermentasi dengan melihat pertumbuhan, morfologi rumput laut, histologi, Scanning Electron Microscope (SEM).

Berdasarkan hasil riset tersebut, cairan fermentasi mampu mengendalikan penyakit ice-ice pada rumput laut serta mampu meningkatkan produksi rumput laut.

Menurut Samsu Adi Rahman, produk cairan fermentasi ini diharapkan bisa membantu masyarakat.

Terutama pelaku pembudidaya rumput laut, dalam meningkatkan pertumbuhan dan mengendalikan penyakit ice-ice, selain itu juga diharapkan produk ini bisa diproduksi skala industri. *

Pos terkait