Sayuran Sistem Hidroponik Lapas Luwuk Mulai Panen

BANGGAI RAYA- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Luwuk sejak Februari 2022 lalu, dengan menggunakan halaman Lapas Luwuk berukuran 30 X 12 meter menanam beragam sayuran dengan sistem hidroponik.

Membudidayakan tanaman tanpa media tanah dengan menanam bibit sayur kangkung, sawi dan selada serta timun.

Bagi warga Luwuk dan sekitarnya yang membutuhkan sayur-sayur segar, Lapas Luwuk menyediakan.

Ada sayur kangkung yang dijual 3 netpot Rp5.000, sedangkan sayur selada dijual per netpot Rp5.000.

Salah seorang warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Luwuk yang ikut mengembangkan Pertanian Hidroponik, Ully mengatakan, penjualan hasil pertanian masih membutuhkan promosi dari para pegawai Lapas Kelas IIB Luwuk. Ada juga sejumlah warga Luwuk yang telah mengetahui pertanian hidroponik di Lapas Luwuk.

BACA JUGA:  Resmi Dilantik, Muhammad Darmawan Pimpin PGRI Luwuk Utara Periode 2024-2029

“Ada warga yang datang membeli langsung di sini (Lapas). Untuk pemasaran sudah dipromosikan oleh pihak Lapas Luwuk, tapi masyarakat Luwuk mulai mengetahui pertanian hidroponik milik Lapas Luwuk. Kita belum bisa melayani seperti tengkulak, semua masih masyarakat yang datang sendiri,” kata Ully yang juga warga Desa Bunga, Kecamatan Luwuk Utara kepada Banggai Raya, Senin (13/6/2022).

Menurut dia, hasil pertanian hidroponik ini sekali panen, untuk kangkung sebanyak 180 netpot, dijual jual 3 netpot Rp5.000. Kurang lebih hasilnya Rp300 ribu sekali panen untuk kangkung, belum lagi dengan selada. Selada agak mahal, sebab selada dijual per netpot itu Rp5.000.

Ia menjelaskan, sistem pertanian hidroponik ini dari penyemaiannya dilakukan selama 3-4 hari, kemudian dipindahkan ke media apung, setelah itu dipindahkan ke media pipa. Peremajaan dilakukan di media apung, nanti muncul akar, baru dipindahkan ke perpipaan.

BACA JUGA:  Resmi Dilantik, Muhammad Darmawan Pimpin PGRI Luwuk Utara Periode 2024-2029

Sebab akar ini yang akan mengisap nutrisi. Kalau belum keluar akarnya, masih diletakkan terlebih dulu dimedia apung, sambil menunggu sampai keluar akarnya.

“Peremajaan namanya. Sebenarnya dari penyemaian bisa langsung ke media perpipaan, hanya di pipa ketinggian air, ketika diletakkan netpotnya akar tidak langsung menyentuh air. Sehingga, adanya sistem apung ini. penyemaian di media mengapung airnya normal, biar kurang airnya tetap bergerak turun, elastis. Pokoknya awalnya dibesarkan terlebih dahulu di media apung. Ketika sudah keluar akarnya, baru dipindahkan ke media perpipaan,” jelasnya.

Penjualan pertanian Hidroponik ini kata dia, sudah empat kali dilakukan. Kalau sayur selada bisa dijual mulai berumur 30 hari dan kangkung dari 17 hari sudah bisa dijual sampai dengan 21 hari. Sebab kangkung tidak bisa sampai sebulan, kalau sudah tua akan keras batangnya.

BACA JUGA:  Resmi Dilantik, Muhammad Darmawan Pimpin PGRI Luwuk Utara Periode 2024-2029

Saat ini, pertanian hidroponik Lapas Luwuk, lagi menanam sayur Pakcoy yaitu sebangsa Caisin, kemudian selada, kangkung dan timun.

“Akar kangkung kita tidak buang, kita ambil untuk dijadikan nutrisi bagi timun. Saat panen kangkung, ada akarnya, itu yang disimpan untuk dipermentasekan menjadi nutrisi. Ada nutrisi dari akar kangkung untuk bisa dipergunakan. Kalau kangkung menggunakan nutrisi yang dibelikan di toko yang menjual pupuk sayur mayur,” terang Ully menambahkan. RUM