Bupati Banggai Motivasi Wisudawan untuk Bertani, Bertani Itu Asyik!

BANGGAI RAYA- Hadir dan memberikan orasi ilmiah, Bupati Banggai, Ir. H. Amirudin Tamoreka MM., AIFO., memotivasi para wisudawan Untika Luwuk untuk bertani. Bisa menjadi petani-petani berdasi yang sukses dalam memanfaatkan lahan.

Ia menilai, setiap waktunya semakin berkurang para anak muda yang ingin bertani. Padahal bertani, adalah pekerjaan yang mulia dan menjanjikan.

“Dari wisudawan yang jumlahnya 477 peserta, hanya 46 wisudawan dari Fakultas Pertanian. Lebih banyak prodi lain, semakin hari, semakin berkurang untuk keinginan jadi petani,” ungkap Bupati Banggai dalam orasi ilmiah di Momentum Wisuda Angkatan XXX, Sabtu 25 November 2023.

Menurutnya, ini adalah tantangan kedepan. Di mana anak muda saat ini, sudah sangat jarang yang ini jadi petani. Lebih memilih kerja di ruang ber-AC ketimbang jadi petani.

“Kalau di Fakultas Pertanian, Prodi apa saja pak rektor? Prodi Agribisnis dan Prodi Agroteknologi, keduanya juga sangat penting,” ucap Bupati.

BACA JUGA:  Pemda Banggai Berkomitmen Jadikan Profesi Guru Bermartabat

Ia mengaku, adalah alumni dari jurusan pertanian. Bahkan lima tahun mengabdi di perkebunan, setelah itu kerja di Migas dan menjadi Bupati Banggai.

Bupati bercerita, saat kuliah di semester tiga tidak lagi dibiayai orangtuanya. Tapi ia sudah mandiri, dan mampu membiayai sendiri.

Sebagai seorang anak jurusan pertanian, Bupati kala itu, menyambangi Dinas Perkebunan. Ia mencari proyek pengadaan bibit. Proyek pertama yang didapatnya yakni pengadaan kopulasi bibit mangga.

“Dari situlah saya kerja terus, sampai lulus kuliah. Tapi sekarang, sudah sangat jarang ada anak muda yang mau turun ke kebun, ke sawah. Padahal Pemda Banggai telah memfasilitasi, menyiapkan alsintan yang nilainya puluhan miliar dan pengadaan ribuan bibit,” jelasnya. 

Olehnya, Ia sangat menyayangkan kurangnya minat anak muda yang turun ti hidsng pertanian. 

BACA JUGA:  Meriahkan HUT ke-60 Sulawesi Tengah,SKK Migas - JOB Tomori Ikuti Sulteng Expo 2024

“Begitu banyak lahan kosong yang bisa dimanfaatkan. Kalau waktu itu, saya masih mahasiswa, tidak bisa lihat lahan kosong. Kita langsung cari pemiliknya, minta izin untuk memanfaatkan,” tuturnya.

Inilah menjadi tantangan ke depannya, bagaimana mengajak anak muda untuk mencintai pertanian.

“Saya punya cita-cita, setelah pensiun jadi Bupati, ingin kembali jadi petani. Pulang ke kampung dan menjadi petani. Dulu saya kerja di Migas, jadi karyawan Migas gaji saya Rp500 juta per bulan. Ketika saya jadi petani, penghasilan saya bisa mencapai Rp500 sampai Rp600 juta,” kata Bupati memotivasi.

Saat ini kata Bupati, yang terpenting adalah kemauan untuk belajar. Ilmu semua sama dan begitu pun kepintaran.

“Kita lihat sampai saat ini, Indonesia masih impor beras, jagung dan lainnya. Padahal negara kita Indonesia ini begitu luas (lahannya). Memang jadi petani itu kayanya lama, sekarang inikan maunya instan. Hari ini kerja, besok kaya,” celetuk Bupati.

BACA JUGA:  Pemda Banggai Berkomitmen Jadikan Profesi Guru Bermartabat

Jika mau bekerja secara ikhlas, menjadi seorang petani adalah pilihan yang tepat. Pasalnya, petani itu pekerjaan yang asyik dan nyaman.

Inilah yang menjadi tantangan kedepan, bagaimana mengajarkan masyarakat Banggai, jadi petani yang memiliki ilmu pengetahuan.

“Khusus anak-anak pertanian, silakan berkolaborasi, buka usaha lapangan kerja. Sekarang cabe lagi mahal-mahalnya ini bisa jadi peluang,” ucapnya.

Bupati mengaku, tertarik dengan anak dari Asisten 3 alumni Universitas Gajah Mada. Ia bersama rekan-rekannya membuka lahan di Luwuk Timur untuk menanam cabai.

“Saya harap, hal ini juga dapat dilakukan para Wisudawan. Buka lapangan kerja dengan bertani, kerja di bank atau kantor sama saja (dengan bertani). Apalagi jadi petani-petani berdasi,” tandasnya. (*)

Pos terkait