Warga Tanjung Bunga Kesulitan Air Bersih

WAKIL Ketua Komisi I, DPRD Banggai, Samiun L. Agi bercengkerama dengan salah seorang warga Dusun Tanjung Bunga, Desa Bunga, Kecamatan Luwuk Utara. FOTO: ISTIMEWA

BANGGAI RAYA- Kesulitan demi kesulitan hidup menerpa warga Tanjungsari, Kelurahan Karaton, Kecamatan Luwuk. Tanah yang mereka tinggali digusur. Seperti tergusur di tanah mereka sendiri. Mereka yang tergusur, lalu dipindahkan ke pemukiman baru yang diberi nama Dusun Tanjung, Desa Bunga.

Dipindahkan di pemukiman baru, bukannya kesulitan mereka teratasi. Kini, warga di Dusun Tanjung Bunga menghadapi beragam kesulitan hidup. Fakta ini ditemukan Wakil Ketua Komisi I, DPRD Banggai, Samiun L. Agi saat mengunjungi warga Tanjung Bunga, Selasa (1/2/2022.

Kebijakan Pemda Banggai memindahkan warga Tanjungsari, Karaton ke Tanjung Bunga tak disertai dengan penyediaan fasilitas penunjang kehidupan.

Saat ini sebut Samiun, sekira 15 kepala keluarga yang bermukim di Tanjung Bunga kesulitan air bersih. Sejatinya, lebih dari 15 kepala keluarga menempati lokasi tersebut, tapi sebagian telah berpindah, karena sulitnya mendapatkan air bersih. Lokasinya berada di ketinggian dan jauh dari sumber air.

BACA JUGA:  DSLNG Terima Kunjungan Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah

“Sedih melihat kondisi mereka. Keadaan mereka dengan segala keterbatasan,” ujar Samiun L. Agi kepada Banggai Raya via telepon WhatsApp, semalam.

Tanpa sumber air, lalu bagaimana warga setempat mendapatkan pasokan air? Samiun, wakil rakyat asal daerah pemilihan I ini menyebut, warga setempat menadah air hujan. Air hujan hasil tadahan itulah yang mereka manfaatkan untuk konsumsi dan kebutuhan lain, seperti mandi, cuci dan lainnya.

Menjadi masalah ketika tidak turun hujan. Dengan keterbatasan ekonomi, warga patungan membeli air bersih. Per tangki dibeli Rp200 ribu. “Mereka beli air, caranya patungan. Per tangki itu dibeli Rp200 ribu. Air itu dibagi-bagi. Satu tangki air itu, dapat tiga tendon. Dari bincang-bincang, banyak cerita yang menyesakkan dada,” kata Samiun.

BACA JUGA:  Selamat! Sahabat ADA FC Jawara Turnamen Futsal Banggai Bersaudara Cup 1 2024

Anggota Dewan Banggai asal PKS ini mengaku, kesulitan warga lainnya adalah akses jalan. Pemukiman warga Tanjung Bunga, cukup jauh dari akses jalan besar. Itu artinya, tidak ada kendaraan lalu lalang yang melewati Dusun Tangjung Bunga. Hendak berangkat bersekolah, anak-anak harus jalan kaki menuju jalan besar, menunggu kendaraan gratisan untuk ditumpangi. “Kalau ke sekolah, mereka menunggu kendaraan di jalan,” ungkap dia.

Samiun sempat menyorot kebijakan Pemda Banggai yang memindahkan warga Tanjungsari, tanpa disediakan fasilitas pendukung. “Paling penting itu air bersih. Mereka sudah terusir di tanah sendiri, terus pindah ke tempat yang jauh dari kata layak,” sorot Samiun.

BACA JUGA:  Roadshow Kelembagaan,  SKK Migas – JOB Tomori Santuni 200 Anak Yatim dan Sediakan Seribu Paket Sembako Murah

Fakta yang ditemukannya itu ungkap Samiun, akan disampaikannya ke Pemda Banggai. “Bagaimana saya akan menyampaikan ke pemda, bagaimana cari solusi,” sebut dia.

Untuk saat ini kata Samiun, ia membantu sesuai kemampuan. “Minimal (membantu) jalur pribadi, membantu mereka sesuai kemampuan yang saya miliki,” tuturnya.

Bertemu dengan warga diakui Samiun, bukan bagian dari agenda kedewanan, semisal reses. “Bukan reses, tapi saya jalan-jalan melihat kondisi mereka. Ini inisiatif pribadi saya semata,” demikian Samiun L. Agi. (*)

Penulis: Sutopo Enteding

Pos terkait