Tentu ajakan itu tak bisa ditolak. Akhirnya disepakatilah hari Selasa kemarin aksi gotong royong. Tak hanya inisiasi semata, tapi Ustaz Musdin Matiro motor penggerak itu bersedia menyediakan material pembangunan plat duiker, mulai dari besi ukuran 12, semen hingga pipa berukuran besar.
Plat duiker tertutup itu dipajang tiga pipa berukuran besar sepanjang 4 meter. Dibuat tertutup dan di atasnya dipajangi anyaman besi 12 itu, agar kekuatannya benar-benar mumpuni menanggung beban kendaraan berat. Disediakan tiga buah pipa, agar air yang mengalir di drainase itu tetap lancar dan tak mudah tersumbat.
Aksi gotong royong itu tak hanya dikerjakan oleh mereka yang tergabung di Majelis Taklim Lembah Karamat, Mendono, tapi warga yang melintas hendak pergi berkebun pun ikut nimbrung tak kuasa melihat mereka bercucur keringat.
Empati lainnya muncul dari kaum ibu yang dengan ikhlasnya menyediakan makanan dan minuman untuk para pekerja.
Alhasil, gotong royong yang dimulai sedari pagi berakhir pada sore. Plat duiker pun tuntas dikerjakan.
Fakta gotong royong seperti ini memberi kita asupan semangat bahwa tak ada pekerjaan berat yang tak dapat diselesaikan. Sikap gotong royong adalah kebiasaan baik yang perlu dipupuk. Aksi warga itu patut diacungi jempol, sekaligus wajib untuk ditiru. Budaya gotong royong adalah budaya kita. ***
Penulis: Sutopo Enteding