BANGGAI RAYA- Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Luwuk di bawah pimpinan Rektor Sutrisno K Djawa, SE., MM., akan melakukan pertukaran mahasiswa secara virtual.
Pertukaran mahasiswa ini antara mahasiswa dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Agama Islam (FAI) di kampus hijau tersebut dengan mahasiswa Prodi PAI Unismuh Palu. Program pertukaran mahasiswa ini merupakan tindaklanjut dari program dana hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim MBKM Unismuh Luwuk, Agung K Djibran kepada Banggai Raya, Selasa (17/11/2020) di ruang kerjanya. “Kuota untuk program ini hanya 10 mahasiswa, dan kita lakukan secara virtual. Jadi ini pertukaran mahasiswa antara Prodi PAI Unismuh Luwuk dengan Prodi PAI Unismuh Palu,” ujar Agun K Djibran yang juga Wakil Rektor III, Bidan Kemahasiswaan itu.
Selama pertukaran mahasiswa ini, mahasiswa Prodi PAI, FAI Unismuh Luwuk akan mendapatkan kuliah atau diajar oleh Dosen dari Unismuh Palu secara online. Begitu pun dengan mahasiswa dari Prodi PAI Unismuh Palu. Mereka akan diajar oleh dosen di kampus hijau tersebut.
Dalam pertukaran mahasiswa ini sambung Agung, akan ada tiga mata kuliah yang akan diikuti oleh mahasiswa. Tiga mata kuliah itu yakni Mata Kuliah Metodelogi Penelitian Pendidikan, Media Pengajaran dan Pengembangan Kurikulum PAI.
TERUS BERKESINAMBUNGAN
Mantan Dekan FKIP Unismuh Luwuk itu, berkomitmen agar program pertukaran mahasiswa tetap berkelanjutan. Bahkan, Agung memastikan program yang merupakan bagian dari kurikulum kampus merdeka itu bisa dilakukan setiap tahun.
“Nanti kedepan, terlepas dari hibah MBKM kita akan tindaklanjuti program pertukaran mahasiswa ini di tahun 2021.Karena kita sudah membangun kerjasamanya dengan Unismuh Palu,” aku Agung.
Ia menjelaskan, program pertukaran mahasiswa ini hanya bisa diikuti oleh mahasiswa yang berada di semester lima, enam dan tujuh.Karena untuk semester satu sampai empat, mahasiswa masih fokus pada mata kuliah di dalam prodi.
“Kalau semester 5-7 itu mata kuliah di luar prodi, salah satunya yaitu pertukaran mahasiswa. Ini penerapannya dua semester. Tapi untuk yang saat ini, khusus program hibah kami hanya lakukan selama sebulan lebih,” terangnya.
Pertukaran mahasiswa ini tambah Agung, tidak dipaksakan agar semua mahasiswa bisa mengikuti program tersebut. Tapi mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih program apa yang akan diikuti. “Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka itu memberikan kebebasan mahasiswa untuk memilih. Misalnya tidak mau pertukaran mahasiswa, maunya KKN membangun desa. Itu bisa dilakukan,” tutur Agung.
Ia berharap, program pertukaran mahasiswa ini bisa berjalan lancar dan sukses. “Semoga bisa membentuk hardskill dan softskill mahasiswa kami,” harapnya. JAD