Tingkatkan Peranan Ormas Dalam Kampanyekan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BANGGAI RAYA- Bekerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Provinsi Sulteng, Dinas P2KBP3A Kabupaten Banggai menggelar penyuluhan untuk meningkatkan peranan organisasi masyarakat dalam meningkatkan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), Selasa (18/10/2022) di aula instansi tersebut.

Kegiatan yang diikuti sekitar 40 peserta ini dibuka langsung oleh Kadis P2KB Provinsi Sulteng, Tuty Zarfiana, SH.,M.Si., dan turut dihadiri Kadis P2KBP3A Banggai, Dr. dr. Anang Otoluwa.

Puluhan peserta yang ikut dalam kegiatan itu, begitu antusias mengikuti paparan materi dan sambutan dari Kadis P2KBP3A Provinsi Sulteng, maupun Kadis P2KBP3A Banggai.

“Tadi baru saja kami selesai melaksanakan kegiatan dalam upaya meningkatkan peranan masyarakat dalam menyampanyekan KB MKJP. Metode kontrasepsi jangka panjang itu antara lain seperti implant dan IUD,” ujar Kadis Dr. dr Anang S. Otoluwa kepada Banggai Banggai Raya, Selasa siang di ruang kerjanya.

BACA JUGA:  Air Bersih Bulakan Belum Bermanfaat Jadi Sorotan Aleg Banggai

Diketahui, KB MKJP sendiri merupakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk menunda kehamilan serta untuk menghentikan kesuburan yang digunakan dalam jangka panjang meliputi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) IUD serta Implant.

Dijelaskan, pemakaian kontrasepsi untuk implant memiliki masa tiga tahun, dan untuk IUD lima tahun.

Kemudian ada juga kontrasepsi melalui operasi, baik untuk wanita maupun pria. Untuk pria, disebut vasektomi. “Metode kontrasepsi jangka panjang yang sering digunakan masyarakat saat ini, ini dua (implant dan IUD),” kata Dr. dr Anang Otoluwa.

BACA JUGA:  Jelang Pilkada Banggai APDESI Diminta Netral

Saat ini menurut Kadis Anang, akseptor pengguna KB jangka pendek baik itu berupa  pil maupun suntik masih terbilang cukup tinggi. Karena masyarakat menilai, KB jangka pendek lebih praktis. “Tapi KB yang lebih aman, dan tingkat kegagalannya rendah, yaitu kontrasepsi jangka panjang,” tuturnya.

Selain itu, penggunaan KB jangka pendek lebih banyak ditemukan efek samping. Berbeda dengan metode jangka panjang seperti implant dan IUD. Sehingga sangat disarankan kepada akseptor untuk memakai KB jangka panjang.

Menurut Kadis Anang, dalam mengampanyekan penggunaan KB MKJP ini perlu dukungan dari semua lintas sektor. Sehingga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan KB jangka panjang tersebut.

BACA JUGA:  Forum Musrenbang 2025 di Palu, Bupati Banggai Terima Penghargaan Pemprov Sulteng

“Apalagi saat ini masih ada pemikiran, mau berapa anak pun tidak masalah. Ini yang perlu diberikan wawasan. Salah satunya, keberadaan sumber daya alam kita itu terbatas. Sementara SDM terus bertambah. Tentu tidak seimbang. Sehingga perlu adanya pemahaman untuk itu,” tutur Anang yang pernah menjabat Kadis Kesehatan Kabupaten Banggai itu.

Selain memberikan penyuluhan, dalam kegiatan itu juga diisi dengan demo pemasangan KB implant kepada akseptor.

“Peserta yang hadir, ada dari penyuluh KB sejumlah kecamatan, dan organisasi kemasyarakat. Kami berharap, dukungan semua pihak dalam meningkatkan penggunaan KB jangka panjang di tengah masyarakat,” harapnya. (*)

Pos terkait