BANGGAI RAYA- Berkat kepedulian Dinas Sosial (Dinsos) Banggai yang bergerak cepat, kini Alimudin (60) kakek sebatang kara di Kelurahan Bungin, Kecamatan Luwuk, yang tengah terbaring sakit mendapat perhatian dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Senin siang 29 Mei 2023, berlangsung
penyerahan bantuan dari Kemensos RI melalui UPT Sentra Nipotowe Palu yang merupakan perpanjangan tangan dari Kemensos RI.
Berdasarkan informasi dari Kabid Penanggulangan Kemiskinan Dinsos Banggai, Ronal Putje mengatakan, bantuan yang diberikan itu berupa permakanan dan kebutuhan sehari-sehari kakek Alimudin.
Penyerahan bantuan kata Kabid, didampingi Dinas Sosial, Sentra Nipotowe Palu, dan pihak kelurahan Bungin serta RT setempat.
Sebelumnya, Dinsos Banggai melaporkan hasil asesmen kakek Alimudin yang hidup sebatangkara dan tinggal di rumah kecil yang tidak layak, dengan kondisi sakit-sakitan.
Kegiatan Respon kasus dilakukan oleh Sentra Nipotowe di Palu dan Dinas Sosial Kabupaten Banggai.
Dijelaskan, Kakek Alimudin merupakan seorang lansia yang hidup sendiri di rumahnya berukuran 5×7 meter. Sudah dua bulan ini ia terbaring sakit karena stroke.
Kakek Alimudin terbaring lemah yang hidup sebatang kara, di rumah kecil bertempat di Kelurahan Bungin Kecamatan Bungin, Kabupaten Banggai.
Hasil asesmen Dinsos Banggai, Kakek Alimudin (60) adalah warga asli Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara yang hidup merantau ke Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Ayah sembilan anak itu, memiliki 5 orang saudara kandung yang tinggal di Sulawesi Tenggara, dan kakek Alimudin adalah anak terakhir serta telah 2 kali menikah.
Istri pertama tidak diketahui keberadaannya, istri ke dua adalah warga Kabupaten Banggai Kepulauan dan sudah lama bercerai.
Memiliki 9 orang anak, 2 orang anaknya tinggal di Kabupaten Banggai, namun tidak tinggal satu rumah dengan Kakek Alimudin. Sedangkan 7 anak lainnya hidup merantau mencari kerja.
Dua orang anak Kakek Alimudin bernama Lisna dan Alvian. Lisna adalah seorang IRT yang memiliki 4 orang anak, ia tinggal ngekost jauh dari rumah kakek Alimudin.
Sedangkan Alfian juga tinggal terpisah, karena bekerja sebagai buruh bangunan. Mereka berdua sesekali saja berkunjung ke rumah kakek Alimudin jika perlu.
Sebelumnya Kakek Alimudin tinggal menetap di Kabupaten Banggai Kepulauan namun karena telah bercerai dengan istrinya, ia kemudian memilih untuk hidup sendiri dan 7 tahun telah hidup merantau di Kabupaten Banggai.
Pekerjaan sehari-hari Kakek Alimudin adalah sebagai pemulung barang bekas misalnya (botol minuman, plastik, besi tua dll), kemudian ia jual ke pengepul dan hasilnya dipakai untuk makan sehari-hari, namun karena sakit, ia tidak lagi bekerja.
Kondisi fisik dan kesehatan
kakek Alimudin yang memiliki timbangan 70 Kg dan tinggi Badan kurang lebih 170 Cm, ia terlihat sangat lemah, tubuhnya berat untuk digerakkan, mata selalu berair dan mata sebelah kanan tertutup.
Terlihat memar di bagian lutut kanan karena habis jatuh, mengeluh sakit belakang karena terlalu lama berbaring di papan/lantai rumah.
Kakek Alimudin tidak bisa bangun tanpa dibantu orang lain, bisa berjalan namun pelan dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memapahnya. Kakek Alimudin juga mengalami struk ringan, tidak begitu jelas apa yang disampaikan olehnya jika petugas menanyakan sesuatu.
Intervensi yang dilakukan Dinsos Banggai, memberikan motivasi kepada kakek Alimudin agar bersemangat menjalani hidup dan fokus terhadap kesembuhannya, menghibur dan mengajaknya bercanda agar tidak stres memikirkan kondisinya saat ini.
Memberikan bantuan Atensi Kebutuhan dasar dan nutrisi makanan, berupa Beras, Susu lansia, peralatan mandi, kasur,seprei,selimut, tikar, perlak, piring, kacang ijo, biskuit, sabun cucipopok dewasa, tisu basah/kering, balsem, minyak kayu putih, sarung, dll).
Selain itu juga memberikan bantuan, penyekatan toilet/kamar mandi dan perbaikan rumah yang dinding dan lantainya berlubang, yaitu papan, triplek dan paku.
Melakukan koordinasi dengan RT setempat untuk mencari tahu keberadaan anak dari kakek Alimudin yang bersedia merawat bapaknya di rumah. Menurut informasi dari RT bahwa ada seorang anak dari kakek Alimudin yang siap merawatnya dengan resiko Ia harus keluar dari tempat kerjanya.
Berikutnya, Dinsos berkoordinasi dengan Disdukcapil banggai dan memfasilitasi Kakek Alimudin untuk melakukan perekaman pembuatan KK dan KTP yang berdomisili di Kabupaten Banggai.
Melakukan pemerikasaan kesehatan ke Puskesmas terdekat, dengan mengupayakan agar pihak puskesmas rutin mengontrol kesehatan kakek Alimudin, dan memberikan layanan fisioterapi.
“Berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial untuk mendaftarkan Kakek Alimudin dalam DTKS dan segera dibuatkan BPJS APBD,” bebernya.
Nantinya, Dinsos juga akan mengupayakan bantuan kewirausahaan bagi anakya dengan berjualan jajanan (Pop ice, pentol goreng dll) di sekitar sekolah, dekat dari rumah Kakek Alimudin. (*)