Syekh Palestina Isi Kegiatan Pesantren Kilat di SMAN 1 Luwuk

BANGGAI RAYA – Kegiatan pesantren kilat (Sanlat) Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Luwuk (Smansal) yang digelar akhir pekan lalu menjadi lebih istimewa dengan kehadiran Syekh asal Palestina, Hasan El Arid.

Pada kesempatan itu, Syekh Hasan yang didampingi Kepala Sekolah Ardi Umar pun berbagi cerita dengan menggambarkan kondisi anak-anak Palestina di saat bulan Ramadan.

Kata Syekh Hasan, anak-anak Palestina sama seperti anak-anak pada umumnya, yang akan datang ke sekolah untuk belajar atau menuntut ilmu dengan penuh semangat. Hanya saja, ketika selesai belajar, anak-anak Palestina tidak akan menyia-nyiakan waktunya dengan bermain, tetapi justru lebih memilih untuk berlomba-lomba dalam menghafal Alquran.

BACA JUGA:  Pemda Banggai Berkomitmen Jadikan Profesi Guru Bermartabat

Budaya inilah yang membuat anak-anak Palestina sangat mudah untuk menjadi hafiz dan hafizah, atau penghafal Alquran. Salah satu kota di Palestina, yakni Gaza, bahkan menjadi penduduk terbanyak yang sanggup menghafal Alquran—dan itu mereka lakukan di tengah gempuran tentara zionis Israel yang tiada berujung.

“Saya meminta kepada anak-anak SMA Negeri 1 Luwuk untuk sungguh-sungguh belajar dan menorehkan prestasi, karena hanya dengan begitulah kalian dapat membantu kami untuk membebaskan Palestina, khususnya Masjid Al-Aqsa dari cengkraman para penjajah,” ucap Syekh Hasan, yang diterjemahkan Ustad Iswan Kurnia Hasan.

Selain membagikan cerita tentang bagaimana anak-anak Palestina belajar, Syekh Hasan juga memberikan kesempatan kepada anak-anak Smansal untuk melemparkan pertanyaan. Dan ketika ada seorang siswa yang bertanya tentang makanan berbuka puasa, maka Syekh Hasan pun menceritakan salah satu makanan yang digemari anak-anak Palestina, yakni maqluba.

BACA JUGA:  Pemda Banggai Berkomitmen Jadikan Profesi Guru Bermartabat

Untuk diketahui, maqluba adalah hidangan khas Palestina yang unik. Hidangan ini berupa tumpukan nasi berbumbu, yang dicampur dengan daging ayam, kembang kol, dan terong. Nasi dan ayam akan dimasak bersama dan diletakkan di dasar panci, sementara lauk yang lain berada di bagian atas.

Ketika sudah matang, tumpukan bahan makanan yang dimasak itu dipindahkan ke atas piring. Cara memindahkannya adalah dengan menaruh permukaan piring di atas panci, sebelum kemudian membalikkan pancinya.

BACA JUGA:  Pemda Banggai Berkomitmen Jadikan Profesi Guru Bermartabat

Inilah yang membuat maqluba menjadi unik atau disebut dengan nama lain yaitu makanan terbalik. Maqluba yang biasa dimakan dengan roti ini pun akan disantap secara bersama-sama oleh anak-anak Palestina tanpa menggunakan sendok.

Setelah itu, kegiatan ceramah agama Syekh Hasan yang dipandu oleh Haerdi Pratama Wijaya, seorang pengurus Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Kabupaten Banggai ini lantas ditutup dengan aksi penggalangan donasi, dan foto bersama oleh Syekh Hasan dengan Kepala Sekolah Ardi Umar, serta dewan guru dan para siswa Smansal. (*)

Pos terkait