SMKN 1 Bentuk Tim Pendataan

SMK Negeri 1 Luwuk pasca kebakaran. FOTO RUM LENGKAS

BANGGAI RAYA- Selasa (25/5/2021) pasca kebakaran, pihak SMKN 1 Luwuk menggelar rapat pembentukan tim pencari data kerugian terhadap musibah kebakaran tersebut. Rapat digelar di Aula Pertemuan SMKN 1 Luwuk yang sempat lolos dari musibah kebakaran itu.

Rapat yang dipimpin langsung oleh Kepala SMKN 1 Luwuk, Hasdin Molomban, turut dihadiri Kepala Cabang Dinas Pendidikan Menengah Wilayah V Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan, dan Banggai Laut Provinsi Sulteng, Abdurrahman Abdillah Y Rumi serta dua pengawas sekolah.

BACA JUGA:  UGM dan Kabupaten Banggai Kerja Sama Pengelolaan Sumber Daya Air dan Geopark

Rapat dimulai sekira pukul 07.30 hingga 10.30 wita, tim pendataan kerugian pasca kebakaran SMKN 1 Luwuk terbentuk yang diketuai langsung kepala sekolah, Hasdin Molomban.

Tim diharapkan, untuk segera melakukan pendataan riil atas kerugian yang diakibatkan kebakaran tersebut.

Tim juga diimbau, untuk tidak memindahkan bukti-bukti kebakaran yang berada di lokasi, sampai menunggu tim dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng yang akan melakukan peninjauan.

BACA JUGA:  Selamat! Sahabat ADA FC Jawara Turnamen Futsal Banggai Bersaudara Cup 1 2024

Kepala SMKN 1 Luwuk, Hasdin Molomban kepada Banggai Raya usai kegiatan mengatakan, bahwa pembentukan tim tersebut dimkasudkan untuk segera mendata jumlah kerugian yang dialami SMKN 1 Luwuk.

Ia mengaku, hingga saat ini (Selasa, kemarin) data kerugian belum diketahui. Hasilnya bisa segera didapatkan pada Selasa sore ini, setelah seluruh tim bergerak melakukan pendataan.

“Ditunggu sampai usai rapat pada sore hari. Supaya datanya jangan mengambang. Mungkin kira-kira, maksimal sampai sebentar sore (kemarin). Data kerugian yang sempat berkembang itu, tidak betul,” bantah Hasdin.

BACA JUGA:  Roadshow Kelembagaan,  SKK Migas – JOB Tomori Santuni 200 Anak Yatim dan Sediakan Seribu Paket Sembako Murah

“Kalau ada teman yang menyampaikan seperti itu, wajar-wajar saja. Sebab semua pihak sementara panik. Jadi data tersebut belum benar itu, karena kita masih mau kalkulasi laporan dari tim. Misalnya kursi berapa buah, kita harus taksasi kerugiannya itu, baru bangunan ini berapa taksasinya. Kira-kira seperti itu,” tambah Hasdin Molomban, di SMKN 1 Luwuk.

Pos terkait