SDN Buon Mandiri Kantongi Izin Orang Tua Murid

KEGIATAN rapat di SDN Buon untuk pelaksanaan PTMT di sekolah. FOTO ISTIMEWA

BANGGAI RAYA– Salah satu persyaratan dari sekian banyak persyaratan untuk dapat melaksanakan proses belajar tatap muka adalah izin orang tua murid atau wali. Jika tidak ada izin orang tua atau wali, maka peserta didik tidak dapat mengikuti pembelajaran tatap muka.

SDN Buon, Desa Buon Mandiri, Kecamatan Luwuk Utara melakukan hal demikian. Ketika belajar tatap muka terbatas belum dilaksanakan, guru di sekolah ini gencar menyosialisasikan syarat yang harus dipenuhi.

Sosialisasi tersebut, salah satunya adalah pihak SDN Buon telah menyediakan surat pernyataan yang harus ditandatangani oleh para orang tua/wali murid. Dengan maksud, kelak apabila ada murid yang terkonfirmasi Covid-19 di sekolah, maka orang tua murid tidak bisa menyalahkan pihak sekolah.

BACA JUGA:  Selamat! Sahabat ADA FC Jawara Turnamen Futsal Banggai Bersaudara Cup 1 2024

Kepala SDN Buon, Hj. Dena Lamato menjelaskan, kesepakatan itu telah disepakati dalam musyawarah orang tua murid dengan pihak sekolah yang dihadiri oleh pejabat Disdik Banggai dan pihak terkait lainnya.

“Kami sudah menggelar rapat persiapan pembelajaran tatap muka terbatas sekaligus menandatangani surat pernyataan orang tua siswa dengan menggunakan materai Rp10.000. Ini dimaksudkan agar apabila terjadi paparan terjangkitnya Covid-19, maka pihak orang tua tidak menyalahkan pihak sekolah,” kata Hj. Dena Lamato kepada Banggai Raya, Sabtu (18/9/2021) pekan kemarin.

BACA JUGA:  UGM dan Kabupaten Banggai Kerja Sama Pengelolaan Sumber Daya Air dan Geopark

Mulai Senin (20/9/2021), pembelajaran tatap muka terbatas dimulai. Dalam sepekan, hanya tiga kali tatap muka, yaitu untuk murid kelas 1, 2, 3 pada hari Senin, Rabu, Jumat. Sedangkan murid kelas 4, 5, 6 pada Selasa, Kamis dan Sabtu dengan jumlah jam pelajaran 2 kali 35 menit, tanpa istirahat.

BACA JUGA:  DSLNG Terima Kunjungan Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah

“Rangkaian prokes adalah masuk pada jam 08.00, di depan pintu gerbang sudah ada guru piket yang menunggu dengan mengukur suhu badan, cuci tangan. Lanjut melewati jalan setapak ke kelasnya masing-masing yang sudah ditunggu oleh guru kelas, dan guru itu memberikan hand sanitiser. Selama proses belajar tetap memakai masker, dan selesai belajar, kemudian anak-anak diarahkan kembali pulang yang sudah ditunggu oleh orang tua atau wali di depan pintu pagar sekolah,” urainya. (*)

Penulis: Muh Rum Lengkas

Pos terkait