Rencana Pemindahan Pelabuhan Peti Kemas, Ini Alasan KUPP Luwuk

BANGGAI RAYA-Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Klas II B Luwuk, Noldy Adolof, ungkap alasan rencana pemindahan aktifitas bongkar muat peti kemas dari pelabuhan Luwuk ke pelabuhan Tangkiang.

KUPP Luwuk Senin (22/5/2023) mengatakan, alasan utama rencana perpindahan aktivitas bongkar muat dikarenakan kondisi pelabuhan Luwuk yang sudah tidak memadai untuk kapal-kapal kontainer.

Bacaan Lainnya

Pertama, aktivitas kapal penumpang menganggu aktivitas kapal kontainer.

“Pelabuhan Luwuk saat ini punya 4 kapal penumpang yang keluar masuk dalam 15 hari dalam waktu sebulan.

“Setiap masuk, kapal kontainer harus keluar atau berhenti. Dengan sebulan 15 hari kapal penumpang masuk, memang menganggu aktifitas kapal kontainer,” jelas Noldy Adolof.

Jadwal kapal penumpang yang masuk ke pelabuhan Luwuk setiap bulannya, papar KUPP Luwuk, di antaranya Sabuk Nusantara 78 sebanyak 4 kali.

Lalu kapal Tilongkabila 4 kali sebulan, kapal sabuk nusantara 76 sebanyak 6 kali sebulan. Dan KM Bandanaira 1 kali sebulan.

Kedua, adanya pendangkalan pada perairan pelabuhan Luwuk, yang sebabkan kapal-kapal besar seperti kapal kontainer, kandas.

Ketiga, sempitnya wilayah olah gerak kapal di pelabuhan Luwuk, dikhawatirkan akibatkan kecelakaan pelayaran.

Seperti kejadian beberapa waktu lalu, sebuah kapal kontainer bersenggolan dengan kapal perikanan, saat hendak masuk dermaga pelabuhan Luwuk.

Dan alasan keempat datang dari masukan Pemda Banggai melalui dinas perhubungan, jika aktifitas bongkar muat peti kemas dalam Kota Luwuk, sudah menganggu arus lalu lintas masyarakat.

Diketahui, sosialisasi rencana pemindahan aktifitas bongkar muat peti kemas dari pelabuhan Luwuk ke pelabuhan Tangkiang, juga telah dilakukan bersama Bupati Banggai

Bupati Amirudin dalam tanggapannya, menerima baik rencana ini, dengan sejumlah pertimbangan tersebut.

Namun, Bupati Amirudin juga diketahui berharap rencana pemindahan ini disosialisasikan bersama buruh pelabuhan, serta menyediakan solusi bagi mereka agar tidak berdampak pada sisi pendapatan.

“Sehingga hari ini kita akan lakukan sosialisasi pada rekan buruh, mencoba mencari solusi yang terbaik,” ujarnya.

Solusi yang coba ditawarkan bagi buruh pelabuhan Luwuk nantinya, yakni mengundang pihak pekerja buruh pelabuhan Tangkiang, agar bisa bekerja bersama-sama dengan buruh pelabuhan Luwuk, ketika aktifitas bongkar muat dilakukan di Pelabuhan Tangkiang.

“Apalagi buruh di pelabuhan Luwuk, atau Koperasi TKBM Teluk Lalong, adalah induk dari unit mereka pekerja pelabuhan Tangkiang. Jadi akan dicari solusi, bagaimana bisa tetap kerja bersama-sama. Tinggal teknisnya,” ujar Noldy.

Solusi lainnya untuk tetap pertahankan pendapatan buruh pelabuhan Luwuk, lanjut KUPP, dirinya akan berbicara dengan perusahaan-perusahaan pelayaran.

Meski aktifitas bongkat muat peti kemas dipindahkan ke Pelabuhan Tangkiang, namun akan diupayakan depo peti kemas masih ada di pelabuhan Luwuk.

Sehingga kegiatan staffing dan stripping, tetap dilakukan di Pelabuhan Luwuk, kemudian ketika akan dikapalkan baru dikirim ke Pelabuhan Tangkian, pada malam hari di luar jam sibuk.

“Itu juga kita siapkan untuk solusi. Jadi pendapatan buruh tetap atau tidak terjadi penurunan signifikan,” ungkap Noldy lagi.

Namun, ketika rapat sosialisasi rencana pemindahan bongkar muat ke pelabuhan Tangkiang digelar, hal iti tidak diterima para buruh pelabuhan Luwuk.

Dengan alasan jika kondisi dalam Kota Luwuk tak ada korelasinya dengan pekerjaan mereka.

Sehingga para buruh yang tergabung dalam Koperasi TKBM Teluk Lalong, keluar dari ruang rapat di kantor KUPP Luwuk, Senin 21 Mei 2023.

Rapat sosialisasi itupun hanya berlangsung tak lebih dari 10 menit, setelah dibuka Kepala KUPP Luwuk.**

Pos terkait