Program GenRe dan Remaja Penuh Harapan

OLEH: dr. I Wayan Suartika (Kadis P2KBP3A Banggai)

Remaja adalah kelompok umur yang mempunyai karakteristik yang khas salah satunya mempunyai emosi masih labil, sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan. Jika remaja berada pada lingkungan yang baik, maka akan menjadi remaja yang baik. Tapi ketika mereka berada pada lingkungan yang buruk maka akan menerima pengaruh buruk.

Menurut data SUPAS 2015, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 158 juta jiwa, 66 juta (25%) diantaranya kelompok umur remaja. Menurut BKKBN remaja adalah kelompok umur 10-24 tahun. Remaja sebagai pemilik masa depan perlu diarahkan agar terhindar dari hal hal negatif. BKKBN mempunyai program unggulan untuk remaja yang kita kenal dengan GenRe (Generasi Berencana). 

Generasi Berencana adalah remaja yang memiliki perencanaan dalam mempersiapkan dan melewati 5 (lima) transisi kehidupan remaja dengan mempraktikkan hidup bersih dan sehat, melanjutkan pendidikan, memulai berkarir, menjadi anggota masyarakat yang baik, serta membangun keluarga yang berkualitas.

Dalam konteks pembangunan manusia, pembinaan remaja memiliki peran yang sangat strategis. 

Pertama, karena remaja merupakan individu-individu calon penduduk usia produktif yang pada saatnya kelak akan menjadi subjek/pelaku pembangunan sehingga harus disiapkan agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Kedua, karena remaja merupakan individu-individu calon pasangan yang akan membangun keluarga dan calon orangtua bagi anak-anak yang dilahirkannya sehingga perlu disiapkan agar memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga. Kesiapan berkeluarga merupakan salah satu kunci terbangunnya ketahanan keluarga dan keluarga yang berkualitas sehingga diharapkan mampu melahirkan generasi yang berkualitas. Dengan demikian, apabila gagal dalam membina remaja, bukan hanya menjadi ancaman kegagalan pembangunan (karena gagal menyiapkan aktor-aktor pembangunan), tetapi juga ancaman kegagalan kualitas generasi berikutnya (karena gagal dalam menyiapkan para calon orangtua).

Namun demikian kondisi remaja saat ini bukan tanpa tantangan. Masih ada permasalahan yang mengancam remaja, terutama yang terkait dengan kesehatan reproduksi dan gizi yang akan berdampak pada kualitasnya sebagai aktor pembangunan dan kesiapannya dalam membangun keluarga. Pubertas/kematangan seksual yang semakin dini (aspek internal) dan aksesibilitas terhadap berbagai media serta pengaruh negative sebaya (aspek eksternal) menjadikan remaja rentan terhadap perilaku seksual berisiko. Dengan demikian, remaja menjadi rentan mengalami kehamilan di usia dini, kehamilan di luar nikah, kehamilan tidak diinginkan, dan terinfeksi penyakit menular seksual hingga aborsi yang tidak aman.

BACA JUGA:  UGM dan Kabupaten Banggai Kerja Sama Pengelolaan Sumber Daya Air dan Geopark

Saat ini di Indonesia masih terdapat 36 dari 1000 perempuan usia 15 – 19 yang pernah hamil dan melahirkan. Di Indonesia juga masih terdapat satu dari sembilan perempuan menikah sebelum berusia 18 tahun (SUSENAS, 2016). 

IMPLEMENTASI PROGRAM GenRe

Implementasi program GenRe di lapangan umumnya dilaksanakan di sekolah sekolah, karena remaja sebagian besar berada pada komunitas ini. Bisa juga pada kelompok mahasiswa di perguruan tinggi atau di masyarakat di desa. Di sekolah atau di perguruan tinggi organisasi ini bisa berada pada sub unit kegiatan OSIS atau UKM.

Organisasi ini diberi nama PIK-RM (Pusat informasi Konseling Remaja/ Mahasiswa). Pengurus unit organisasi ini diberikan pelatihan terkait permasalahan permasalahan remaja. Setelah dilatih mereka di sekolah nantinya akan bertindak sebagai konselor atau pendidik sebaya. Kalau  ada permasalahan yang terkait remaja mereka ini menjadi konselor dan memberikan konselin bagi teman yang menghadapi masalah, tentunya dengan bimbingan guru BP. 

Remaja biasanya akan lebih terbuka mengungkapkan permasalahannya kepada teman sebaya dibandingkan kepada orang tua atau guru. Konselor sebaya pada saat pelatihan diberikan materi materi yang terkait dengan permasalahan pada remaja. Ada modul baku yang dikeluarkan oleh BKKBN yaitu materi kesehatan remaja dan perencanaan berkeluarga.

BACA JUGA:  Roadshow Kelembagaan,  SKK Migas – JOB Tomori Santuni 200 Anak Yatim dan Sediakan Seribu Paket Sembako Murah

Materi pokok kesehatan remaja seperti  Pubertas, Seksualitas, Reproduksi, Kesehatan & Gizi Remaja, Perilaku Beresiko, Tindakan Berbahaya 

Materi pokok perencanaan berkeluarga yakni Kesiapan  Berkeluarga, Tugas Perkembangan dan Fungsi Keluarga,  Pengasuhan Keluarga Sehat.

Pubertas,  materi ini memberikan informasi mengenai perubahan yang terjadi pada remaja saat pubertas, termasuk  informasi tentang  organ reproduksi baik pria maupun wanita, memahami arti pubertas, mengetahui perubahan yang terjadi pada remaja saat pubertas;   penjelasan menstruasi dan mimpi basah. 

Seksualitas, Materi ini menjelaskan perbedaan seks dan seksualitas yang merupakan hal yang berbeda serta perubahan hormon pada masa pubertas yang  dapat memicu dorongan seksual. Materi ini juga menjelaskan bagaimana cara mengendalikan dorongan seksual

Reproduksi;  Materi ini memberikan pemahaman tentang proses terjadinya kehamilan, siklus reproduksi sehat dan reproduksi yang terencana untuk menghindari resiko 4T (terlalu). Dan juga proses terjadinya kehamilan, siklus reproduksi sehat dan reproduksi yang terencana.

Kesehatan dan gizi remaja, Materi ini memberikan  informasi/ pemahaman tentang Gizi seimbang,  gangguan kesehatan remaja yang terkait dengan gizi,  Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), menjelaskan pentingnya olah raga/kegiatan positif/hobi/rekreasi  dan  kesehatan mental (mengelola stres)

Perilaku berisiko, Materi ini memberikaan pemahaman tentang bullying (perundungan), kekerasan, pelecehan, pemerkosaan, dampak hubungan seksual tidak direncanakan antara lain KTD, dampak Hubungan Seksual Berganti-ganti pasangan antara lain IMS, HIV dan AIDS,serta mengetahui NAPZA  

Tindakan berbahaya; Materini memberikan informasi tentang Pernikahan Dini dan Aborsi Tidak Aman sebagai Tindakan Berbahaya terhadap perempuan sebagai pembelajaran agar remaja dapat menghindarinya.  

Kesiapan berkeluarga, Materi ini memberikan  pemahaman persiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja agar memiliki bekal dan lebih siap dalam menghadapinya seperti bagaimana memilih pasangan untuk masa depan,  apa saja faktor kesiapan berkeluarga, mengetahui aspek yang harus direncanakan dalam membangun keluarga, memahami kontrasepsi sebagai alat merencanakan keluarga

BACA JUGA:  DSLNG Terima Kunjungan Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah

Tugas perkembangan dan fungsi keluarga, sebelum membentuk keluarga yang terdiri dari hubungan antara seorang perempuan dengan suaminya adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupannya. Setiap orang perlu memahami tahapan dan tugas perkembangan serta fungsi keluarga agar dapat membangun keluarga berkualitas.  Secara khusus untuk mengetahui tahapan dan tugas perkembangan keluarga dan mampu menjelaskan fungsi keluarga.

Pengasuhan keluarga sehat, materi ini memberikan pemahaman tentang kesehatan Ibu dan Anak (Bayi),  fakta dasar tentang kehamilan dan maternitas yang aman, menjelaskan kebutuhan khusus perempuan hamil, menghilangkan semua mitos tentang kehamilan dan kelahiran, dan menjelaskan mengapa pengasuhan setelah kelahiran penting.  

DUTA GENRE

Pemilihan duta GenRe pada semua tingkatan adalah dalam rangka memilih duta dari BKKBN untuk penyebarkan informasi informasi tentang program BKKBN khususnya program tentang remaja. Bukan hanya pada level sekolah tapi pada even even yang lebih luas.  Sebagai mitra dan  corong informasi BKKBN harus memahami materi materi yag sudah diuraikan diatas. Kriteria utama duta GenRe adalah mempunyai pemahaman dna sikap yang mumpuni tentaang remaja an permasalahannya. Jadi lebih dipentingkan brain and behaviour.

REMAJA BERKUALITAS 

Remaja yang berkualitas adalah remaja yang mempunyai pengetahuan dan sikap yang mencerminkan dan menerapkan Triad KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) yang menjadi tagline GenRe. Triad/ Trias/ Tiga point yang merupakan inti dari materi yang dijabarkan diatas. Tiga hal tersebut adalah KATAKAN TIDAK PADA: SEKS BEBAS HIV/AIDS DAN NAPZA. Apabila ketiga hal ini bisa dihindari oleh para remaja niscaya masa depan mereka akan lebih cerah. Masa depan penuh harapan bukan punah harapan. Remaja yang berkualitas, yang menentukan kualitas keluarga masa depan, dan juga kualitas negara. ***