DEWAN MINTA PEMDA AMBIL SIKAP TEGAS
BANGGAI RAYA- Komisi II, DPRD Banggai menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama sejumlah agen Elpiji 3 Kg di ruang rapat DPRD Banggai, Selasa (27/4/2021).
Rapat yang dihadiri Asisten II Setda Banggai, Alfian Djibran, Kadis Perdagangan Banggai, Hasrin Karim itu membahas terkait masalah pendistribusian atau penyaluran hingga harga elpiji 3kg yang berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni berkisar Rp40-50 ribu per tabung.
Padahal harga elpiji untuk masyarakat kurang mampu itu, berkisar di angka Rp29 ribu per tabung.
Dengan demikian, sejumlah anggota Komisi II, DPRD Banggai meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Banggai untuk bersikap tegas terhadap agen atau pangkalan yang bandel dan terkesan sengaja memainkan harga elpiji 3kg tersebut di tingkat eceran.
“Harus ada sikap tegas dari Pemda Banggai. Kalau boleh ada semacam sanksi yang diberikan kepada agen hingga pangkalan yang sengaja memainkan harga elpiji bersubsidi tersebut,” tegas Ketua Fraksi Golkar DPRD Banggai, Saripudin Tjatjo saat memberikan tanggapan.
Tidak sampai di situ lanjut Arif sapaan karib anggota Komisi II DPRD Banggai ini, lembaga DPRD Banggai tidak segan-segan mengeluarkan rekomendasi yang ditujukan kepada bupati Banggai terkait dengan permasalahan tersebut.
Hal serupa juga disampaikan anggota Komisi II, DPRD Banggai Syafrudin Husai. Politisi PKB ini mengaku, bahwa penyaluran elpiji 3 kg tersebut selama ini tidak tepat sasaran.
Bahkan, lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat berekonomi di atas rata-rata. “Penyaluran elpiji 3 kg ini tidak tepat sasaran. Sebab, setiap penyaluran selalu mendapat keluhan dari masyarakat yang seharusnya berhak menerima. Bahkan, setiap elpiji itu tiba di agen atau pangkalan, sekejap langsung habis,” ujar H Udin sapaan karibnya.
Bahkan pula, ada sebagian wilayah tidak tersntuh gas elpiji 3 kg tersebut. Misalnya di wilayah Toili. “Sasaran kuota yang seharusnya diterima masyarakat Toili, tapi tidak tersalurkan dengan baik. Sebab, penyaluran kuota elpiji 3 kg tertahan di wilayah Nambo dan Kintom,” tuturnya.