BANGGAI RAYA-Banyak warga yang mungkin suka membawa oleh-oleh khas Kabupaten Banggai, terutama penganan dari hasil laut seperti ikan garam atau ikan asin, suntung atau cumi-cumi kering dan ikan pupu. Karena makanan berbahan dasar hasil laut itu, memang enak dan dapat disimpan dalam waktu lama.
Baik mereka yang sekadar berkunjung ke Banggai dan hendak kembali ke daerah asalnya, maupun mereka yang memang berdomisili di Banggai dan hendak bepergian untuk sebuah kepentingan keluar daerah, selalu berkeinginan bisa membawa sesuatu yang khas Banggai, salah satunya adalah produk hasil laut itu. Namun banyak yang biasanya kebingungan bagaimana cara membawa oleh-oleh khas Banggai dari hasil laut seperti ikan asin atau cumi kering itu, dengan rasa nyaman dan tidak berbau. Apalagi bila dibawa dengan moda transportasi pesawat atau mobil umum ber-AC, maka makanan berbau menyengat sangat tidak direkomendasikan.
Tapi tenang saja, sekarang produk olahan dari hasil laut seperti ikan asin dan cumi kering yang baunya menyengat itu, sudah bisa dibawa sebagai oleh-oleh keluar dari Kabupaten Banggai dan dengan menggunakan pesawat atau mobil ber-AC. Bukan berarti produk hasil laut itu sudah diolah tanpa bau lagi. Namun baunya yang bisa diredam, agar tidak muncul dari dalam kemasan. Menariknya, kemasan anti bau itu juga bisa ditenteng layaknya tas atau koper kecil.
Nah, bau menyengat dari produk hasil laut itu sebenarnya tetap ada, tapi para pedagang, seperti di Pasar Simpong Luwuk, menemukan cara agar baunya tidak keluar dari dalam kemasan.
Dari amatan media ini, pedagang di Pasar Simpong Luwuk ternyata menyiapkan sejumlah bahan, mulai dari kardus bekas minuman kemasan, kertas koran bekas, kantong plastik, kopi, solasi perekat atau lakban dan tali rafia.
Ikan asin yang siap jadi oleh-oleh diisi dalam kardus, lalu seluruh lubangnya ditutup dengan lakban. Setelah itu kemasan kardus yang sudah berisi ikan asin itu dibungkus dengan kertas koran, namun sebelumnya kertas koran itu ditaburi kopi bubuk, dan kemudian kertas koran itu direkatkan dengan lakban lagi hingga menutupi seluruh kardus kemasan. Taburan kopi pada kemasan ini, disebut akan meredam dan menetralisir bau ikan asin atau produk hasil olahan laut lainnya.
Setelah itu, kemasan yang sudah dibungkus dengan kertas koran bekas dengan taburan kopi bubuk, kembali dibungkus dengan kantong plastik, dan untuk merekatkan secara ketat juga menggunakan lakban. Bagian terakhir adalah mengikat kemasan ikan asin itu dengan menggunakan tali rafia. Model ikatannya nanti akan menyerupai pegangan pada tas atau koper kecil agar mudah ditenteng. Dan kemasanpun siap dibawa atau dikirimkan kemana saja dengan kendaraan apapun, termasuk dengan menggunakan pesawat terbang atau mobil ber-AC. Dijamin, tak ada lagi bau menyengat dari produk hasil laut yang dikemas dengan rapi tersebut. DAR