BANGGAI RAYA– Pada Senin (2/5/2022) pagi, sekira Pukul 06.30 Wita, Masjid Agung An Nuur Luwuk menggelar Salat Idul Fitri 1443 H/2022 M. Salat Id tahun ini yang bertugas khatib utama Drs. H. Zainal Abidin Alihamu, MA., Ketua MUI Kabupaten Banggai.
Imam utama, Jumahir, S. Ag, MM, M. Pd adalah Dosen Unismuh Luwuk dan pemandu takbir, Ustad H. Ibrahim Ahmadali serta pemandu salat, Mas’ad Maulana, S. Pd.
Turut hadir, Bupati Banggai, H. Amirudin Tamoreka dan Wakil Bupati, Furqanuddin Masulili dan Forkopimda Banggai serta jamaah masjid An Nuur Luwuk.
Pada kesempatan itu, pembawa acara Mukhtar Kantu menyampaikan, bahwa pawai takbir yang telah dilaksanakan pada Sabtu (1/5/2022) malam, hasilnya akan diumumkan pada saat pelaksanaan acara Halal Bi Halal pada Sabtu (16/5/2025) di pelataran Masjid An Nuur Luwuk.
Kemudian, di bulan Ramadhan telah dilaksanakan undian kupon berhadiah umrah dari Pemda Banggai, yakni untuk Masjid An Nuur Luwuk sebanyak 4 orang dan Masjid Baitullah Kantor Bupati Banggai sebanyak 4 orang.
“Umrah akan dipimpin langsung oleh pak Bupati Banggai. Insya Allah, umrah akan dilaksanakan setelah hari raya Idul Adha, ” kata Mukhtar Kantu.
Dalam khutbahnya, Ustad KH Zainal Abidin Alihamu menyampaikan, Alhamdulillah hari ini bisa berkumpul di rumahnya Allah yang suci, sejak tadi malam hingga pagi ini, kaum muslimin diseluruh dunia mulai dari barat sampai ujung timur. Serentak mengucapkan takbir, tahlil dan tahmid sebagai pengakuan dan pernyataan bahwa tiada Tuhan selain Allah.
“Kita sudah bersujud dihadapan Allah, maka segala formalitas kita tanggalkan, panggilan jabatan, kedudukan dan kehormatan. Kekayaan yang menjadi jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Si pejabat dan bukan pejabat, atasan dan bawahan, antara majikan dan pembantu, ” kata Ketua Dewan Kehormatan Masjid (DKM) Agung An Nuur Luwuk ini.
Hari ini, kita tanggalkan, karena manusia duduk dalam derajat yang sama dihadapan Allah SWT. Pembeda seseorang dengan lainnya terletak dari pada jiwa mereka yang bertakwa. Dengan sendirinya, mungkin saja orang miskin lebih baik dari orang yang terhormat, bawahan lebih mulia ketimbang atasan.
Pembantu lebih berharga dari majikan. Ternyata rakyat jelata lebih tinggi tingkat kebaktiannya kepada Allah SWT. Gema takbir, tahlil dan tahmid yang kita lantunkan sejak semalam hingga pagi hari ini, adalah wujud ungkapan rasa kegembiraan dan kesyukuran kita kepada Allah SWT.
“Allah berfirman dalam Surah Al Baqarah ayat 185, Dan haruskah kalian menyempurnakan bilangan harinya, dan keagungan Allah atas petunjuknya yang diberikan padamu, supaya kalian bersyukur,” ucap ustad.
Sebulan penuh kita menjalani saum Ramadhan beserta paket-paketnya, Insya Allah kita selalu dengan penuh kesabaran, ketenangan, ketekunan, keikhlasan dan keimanan. Dan sekarang ini, banyak orang berpikir Idul Fitri adalah puncak kemenangan kaum muslimin.
Tahukah anda? jika anak kita yang merasakan Idul Fitri adalah puncak, maka biasanya setelah puncak akan hadir adalah turunan atau menurun. Itulah sebabnya, beberapa banyak kaum muslimin sudah berjuang selama 29 hari di bulan Ramadhan untuk meraih fitra, justeru kembali kepada fitnah.
“Selain turunan kualitas amalnya dan turun pula kuantitas kuantitas amal-amalnya. Jika kita mengerjakan ibadah hanya karena Ramadhan, sungguh dia telah berlalu. Tapi, jika semua ibadah karena Allah, makatak akan ada yang berubah, meski Ramadhan telah pergi dan berlalu, maka mari kita me Ramadhan kan Ramadhan sesudah Ramadhan, ” kata Ustad Zainal Abidin Alihamu.
Idul fitri seringkali kita temakan kedalam bahasa Indonesia sebagai hari kembali ke fitrah secara harbiyah sebenarnya idul fitri adalah kembali ke fitrah.
“Mungkin fitrah yang paling mendasar adalah kebutuhan makan dan minum, maka hari raya ini dikenal sebagai hari kembali ke fitrah. Karena itu kembali ke fitrah, kita harus berkorban dengan meraih kemakmuran,” tandasnya. (*)
Penulis: Muh Rum Lengkas