Makan Gratis Terhenti Diganti Pembagian Sembako

MENENGOK AKTIVITAS PASUTRI BERHATI MULIA

Larangan orang berkumpul buntut pencegahan penyebaran pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19, menghentikan niatan pasangan suami istri (pasutri) Jufri Palason dan Evi Yuliana menyediakan makan gratis di tempatnya di Jalan Asaan, Kelurahan Soho, Kecamatan Luwuk. Pemberhentian penyediaan makan gratis ini, rupanya tak menyurutkan niatan pasutri ini untuk tetap beramal. Lalu, apa penggantinya? Berikut laporannya.

OLEH: RUM LENGKAS

NIATAN pasutri ini untuk tetap beramal jariyah rupanya tak surut. Seolah tak kehilangan akal untuk tetap beramal. Pasutri ini mengganti penyediaan makan gratis dengan bersedekah sembilan bahan pokok (sembako). Berbagai kebutuhan itu disalurkan kepada para duafa.

Selasa (14/4/2020), sekira pukul 15.00 Wita, pasutri ini bergerak membagikan sembako kepada warga yang dianggap layak menerimanya. Bermodalkan daftar nama dan alamat penerima sembako, mereka menyalurkannya.

BACA JUGA:  Roadshow Kelembagaan,  SKK Migas – JOB Tomori Santuni 200 Anak Yatim dan Sediakan Seribu Paket Sembako Murah

Pemilik Rumah Makan Gratis, Evi Yuliana merasa bersyukur, sebab program gerakan infaq sembako ini sudah memasuki bagian ketiga. Dengan sasaran, kaum duafa, lansia, janda, anak yatim dan penarik ojek. “Alhamdulillah, ini sudah berjalan gerakan infaq sembako bagian ketiga. Alhamdulillah, sampai hari ini kita sudah menyiapkan sekitar 300 paket sembako. Insya Allah, gerakan infaq sembako bagian ketiga ini, sebentar sore baru mau jalan,” kata Evi Yuliana kepada Banggai, kemarin.

Ia mengaku, infaq sembako belum bisa dilaksanakan setiap hari, karena sekali pembagian sembako menghabiskan dana sekira Rp5 juta sampai Rp8 juta. Sehingga hanya bisa dilakukan dua pekan sekali.

 Insya Allah kata dia, bila rezeki mereka bertambah, rumah makan gratis akan melakukan program gerakan infaq sembako setiap hari. “Bantuannya, seperti beras, minyak, gula, teh, energen, mie instan dan beberapa snack buat anak-anak mereka. Satu paket sembako bernilai kurang lebih Rp90 ribu. Kami sediakan sebanyak 100 paket sembako, Insya Allah, sore ini kita akan bagi sembako ke rumah warga, demi menghindari terjadi massa berkumpul. Kami utamakan kaum duafa,” cetusnya.

BACA JUGA:  DSLNG Terima Kunjungan Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah

Ia mengatakan, sebagian penerima adalah warga dari beberapa wilayah Kota Luwuk, juga Kecamatan Nambo sampai Kecamatan Luwuk Utara. Dan sekarang mereka tengah mencari alamat di wilayah Desa Bunga dan sekitarnya. Sebab warga yang di dalam kota sebagian sudah mendapatkan pada bagian pertama dan kedua.

Motivasinya kata dia, saat ini harga sembako naik, gula beras dan lain sebagainya mengalami kenaikan. Juga perekonomian mulai mengalami gangguan, di mana warga susah untuk mencari uang di saat seperti ini.

BACA JUGA:  Roadshow Kelembagaan,  SKK Migas – JOB Tomori Santuni 200 Anak Yatim dan Sediakan Seribu Paket Sembako Murah

“Oleh karena itu, saya dan suami tergerak untuk membantu meringankan beban ekonomi saudara-saudara kami para kaum duafa dengan memberikan sedikit sembako. Selain itu, saya dan suami meyakini bahwa di saat seperti ini bukan hanya para kamu duafa saja, bahkan kami yang memiliki usaha pun mengalami perlambatan perekonomian,” beber Evi.

Di tengah kondisi ekonomi melambat, bersedekah diyakini pasutri ini adalah solusinya. Bagi mereka, bersedekah adalah jalan mulia. Begitu hakkul yakinnya pasutri ini bahwa tak ada manusia di muka bumi ini yang akan jatuh miskin akibat rajin bersedekah. Malah, sejarah pun membuktikan, mereka yang terbiasa bersedekah, rezekinya semakin bertambah, bukannya berkurang. “Kami yakin dengan bersedekah mampu untuk menjauhkan keluarga dan karyawan kami dari musibah yang saat ini terjadi,” yakin Evi.

Hati pasutri ini begitu mulia, bukan? ***