Mahasiswa KKN Unismuh Dirikan Monumen Suku Andio, Bosanyo Masama: Ini Menjawab Kerinduan Kami

Rektor Unismuh Luwuk, Dr. Sutrisno K Djawa menandatangani prasasti monumen Suku Andio. FOTO: JAJAD

BANGGAI RAYA- Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai (UMLB) sukses membangun monumen Suku Andio di perbatasan Desa Tangeban-Desa Taugi, Kecamatan Masama.  Monumen Suku Andio itu diresmikan oleh Rektor Unismuh Luwuk Banggai, Dr Sutrisno K Djawa, pada Rabu 8 Maret 2023 dalam rangkaian pameran kreativitas.

Tak sebanyak populasi Suku Saluan dan Balantak, Suku Andio yang bermukim di wilayah Desa Tangeban dan sekitarnya, merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan sejarah Kabupaten Banggai.

Kedatangan rombongan Rektor UMLB bersama Ketua BPH Dr. Farid Haluti itu disambut tarian molaboti dengan lagu Dodongoanku, ciptaan almarhum Arfad Bidja.

Dalam prosesi penandatanganan prasasti Suku Andio itu, Rektor Unismuh Luwuk Dr. Sutrisno K Djawa, dan Ahmad Darmadi Duma, selaku Korcam mahasiswa KKN MB Angkatan XXXIII Tahun 2023 mendapat kehormatan membubuhi tanda tangan di atas prasasti.

BACA JUGA:  Ahmad Ali-Sulianti Murad Temui Prabowo, Koalisi Gerindra-Nasdem Hampir Pasti

Istanto Bidja, mewakili Bosanyo Masama, dalam penjelasannya menerangkan tugu Suku Andio yang dibangun di Desa Tangeban, Kecamatan Masama memiliki tiga komponen.

Tiga komponen ini merupakan identitas khas yang melambangkan Suku Andio, yakni Lainsama, Kukup dan Bense’.

Isnanto Bidja menerangkan, Lainsama adalah burung legenda pemberian Raja Tompotika kepada putrinya yang bernama Mapaang. Ini yang akhirnya menjadi cikal bakal nama Kecamatan Masama.

“Burung Lainsama ini yang menjadi cikal bakal nama lembah Masama yang membentang dari Ranga-Ranga, Simpangan, Bali II, Bali III, Tinomba, Labotan, Kota Baru, sampai Pantai Bebek (wilayah Lamala), yang kemudian berkembang menjadi Kecamatan Masama,” ujarnya.

Sementara Kukup, kata dia, penghargaan dari Kerajaan Banggai kepada Suku Andio yang dikenal dengan sebutan Sampulangan (Sederajat).

BACA JUGA:  Cegah Demam Berdarah, Poskesdes Boyou Lakukan Abatisasi

“Kukup ini dalam masyarakat adat Banggai sebuah pernyataan bahwa masyarakat Andio disejajarkan bersama masyarakat adat yang ada di Banggai, sehingga yang awalnya masyarakat adat Banggai hanya terhimpun dalam Babasal (Banggai Balantak dan Saluan), oleh Pak Bupati Banggai dengan melihat kearifan dan keunikan suku Andio maka Suku Andio pun dimasukkan dalam rumpun Babasalan (Banggai, Balantak Saluan dan Andio),” jelasnya.

Selanjutnya, komponen Bense’ yang dalam struktur Suku Andio yang terdiri dari empat Bense’ yakni Masama Babo, Masama Rarom, Bense’ Buada, dan Bense’ Batu.  

Isnanto Bidja, yang mewakili Basanyo Masama, mengatakan, impian memiliki monumen Suku Andio sudah lama diidamkan masyarakat, tetapi baru terealisasi.

BACA JUGA:  Lima Mahasiswa Unismuh Luwuk Ikuti ONMIPA-PT Tingkat LLDIKTI XVI, Ini Daftar Namanya!

“Apresiasi kami sangat besar kepada mahasiswa KKN Angkatan XXXIII Unismuh Luwuk Banggai yang telah memprogramkan pembangunan monumen ini, kerinduan ini hanya mampu dijawab oleh mahasiswa yang posko di Masama,” katanya.

Pihaknya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa KKN Unismuh Luwuk Banggai yang telah membangun tugu Suku Andio tersebut.

Sementara itu, Rektor Unismuh Luwuk Banggai, Dr Sutrisno K Djawa, sangat mengapresiasi program KKN Mahasiswa Unismuh Luwuk Banggai di Posko Tangeban. Termasuk dengan inisiatif mendirikan monumen Suku Andio.

Keberadaan monumen ini akan semakin menegaskan keberadaan Suku Andio di Kabupaten Banggai. Ia berharap budaya Suku Andio terus dipelihara, sehingga budaya dan bahasanya terus hadir dan bertumbuh.  (*)

Pos terkait