Luwiati, Anak Yatim dan Buruh Tani Jadi Wisudawan Terbaik Untika Berkat Bidikmisi Dengan IPK 3,90

Luwiati S.KM., jadi lulusan terbaik dalam wisuda angkatan ke 29, dengan raihan IPK 3,90. Ia berhasil menempati urutan ketiga terbaik tingkat universitas, dan tertinggi di fakultasnya. FOTO: IST

BANGGAI RAYA- Menjadi seorang anak yatim dan sang ibu hanya buruh tani yang penghasilannya tidak menentu, tak membuat Luwiati untuk patah semangat dalam meraih impiannya.

Berkat program beasiswa Bidikmisi, kini mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Tompotika (Untika) Luwuk itu berhasil menyelesaikan studinya dan telah diwisuda bersama 422 lulusan lainnya pada Sabtu 24 September 2022, di Hotel Estrella luwuk.

Tidak hanya sekadar menyelesaikan studi dan mendapat gelar Sajana Kesehatan Masyarakat (S.KM)., gadis cantik asal Luwuk ini juga berhasil keluar sebagai wisudawan terbaik di kampus biru.

Meraih IPK 3,90 dengan predikat pujian, Luwiati S.KM., menempati urutan ketiga sebagai wisudawan terbaik di tingkat Untika Luwuk. Dan keluar sebagai peraih IPK tertinggi di Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Atas capaian prestasi luar biasa ini, tentunya membuat haru dan bangga bagi Luwiati sendiri. Ia mengaku bangga dan tak menyangka, bisa meraih wisudawan terbaik meski penuh keterbatasan.

Seperti diketahui, mahasiswi cantik kelahiran 13 Februari tahun 2000 itu, merupakan anak yatim karena sang ayah telah mendahuluinya saat masih duduk di bangku SMA. Kemudian sang ibu, hanyalah seorang buruh tani yang penghasilannya tak menentu.

Namun berkat hadirnya program Bidikmisi, dan semangat yang luar biasa, Luwiati mampu menyelesaikan studinya tepat waktu dengan torehan prestasi luar biasa. Keluar sebagai wisudawan sarjana terbaik tiga tingkat universitas, dan tertinggi di fakultasnya.

BACA JUGA:  DSLNG Terima Kunjungan Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah

Kemudian, di momentum prosesi wisuda, Luwiati buah hati dari almarhum Laheru dan Hapia ini mendapat kesempatan untuk memberikan pesan dan kesannya di hadapan ratusan wisudawan serta wali atau orangtua.

“Terima kasih sebuah kehormatan bagi saya, seorang wisudawan dari FKM bisa berdiri di sini untuk mewakili para wisudawan penerima Bidikmisi memberikan kesan-kesan,” ungkap Luwiati S.KM., dengan penuh haru.

Menurutnya, bercita-cita tinggi dan menggapai kesuksesan adalah impian semua orang. Lanjut atau menimba ilmu di perguruan tinggi salah satu media terbaik untuk menggapai kesuksan itu.

“Bagi kami anak seorang buruh tani, anak seorang pedagang kaki lima, anak buruh harian yang perekonomian tak menentu dan bahkan anak yatim sebatang kara. Tidak pernah membayangkan bisa duduk menjadi seorang mahasiswa,” kata Luwiati, alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Luwuk itu.

Baginya, selama ini kuliah hanyalah angan-angan dan goresan cita-cita di dinding kamarnya. Namun takdir berkata lain, Luwiati anak yatim dan buruh tani ini kuliah hingga meraih gelar sarjana sebagai lulusan terbaik.

“Alhamdulillah, Allah memberikan jalan kepada kami melalui program Bidikmisi. Sehingga kami bisa menata masa depan, sebagai mahasiswa. Kami bisa berdiri di sini saat ini sebagai sarjana,” tutur Luwiati, sembari meneteskan air mata karena bahagia dan haru.

BACA JUGA:  Pilgub Sulteng 2024, Rusdy Mastura Cocok Dipasangkan Dengan Amalya Murad

Olehnya, Ia pun tak luput menyampaikan terima kasih kepada semua pihak mulai Mendikbud, Bupati Banggai selaku Pembina Yayasan dan Rektor Untika Luwuk bersama jajaranya.

“Bagi kami, anak-anak bangsa awalnya hanya bermimpi. Namun berkat Bidikmisi kami saat ini berdiri di sini, dan bangga menjadi peserta wisudawan Untika Luwuk,” ucapnya.

Ucapan terima kasih juga disampaikan Luwiati kepada orangtua, yang selama ini telah membersamainya mulai dari proses pendidikan hingga meraih gelar sarjana.

“Insya Allah kami mahasiswa Bidikmisi 2018, dan mewakili wisudawan berkomitmen, akan bermanfaat bagi masyarakat, almamater, daerah dan negara kami tercinta,” tuturnya.

Sebelum mengakhiri penyampaianya, Luwiati yang merupakan alumni SMPN 2 Luwuk itu mengutip perkataan Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. “Gantunglah cita-cita setinggi langit. Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatu di antara bintang-bintang. Bagi penerima Bidikmisi, mungkin kita saat ini berada di antara bintang-bintang itu,” tandasnya.

Sementara itu, dikonfirmasi langsung Banggai Raya, Sabtu (25/9/2022), membeberkan bagaimana perjalannya dalam menjalani kuliah di FKM hingga meraih gelar sarjana dan keluar sebagai wisudawan terbaik.

BACA JUGA:  Roadshow Kelembagaan,  SKK Migas – JOB Tomori Santuni 200 Anak Yatim dan Sediakan Seribu Paket Sembako Murah

Alumni SDN Inpres Kilo 8 itu, pernah menjadi satu-satunya perwakilan mahasiswa Bidikmisi dari Untika Luwuk untuk mengikuti Pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh LLDIKTI tingkat Perguruan Tinggi Swasta se Sulteng. Kemudian, ia juga pernah menjadi enumerator riset disertasi Program S3 Epidemiologi di Kabupaten Banggai.

Tak hanya itu, mahasiswi alumni MAN 1 Luwuk ini pernah dipercayakan menjadi Enumerator dari penelitian Fakultas Ekonomi Untad di Toili. Untuk organisasi yang pernah diikuti hanya intra saja. Lui pernah menjabat Koordinator Bidang Akademik di BEM FKM selama dua periode.

Mendapat beasiswa melaluk Bidikmisi, Lui mengaku sangat terbantu. Dengan semangat, Ia pun bisa menyelesaikan studi tepat waktu dan meraih IPK 3,90 dengan predikat pujian.

“Kalau mau diingat-ingat lagi, seleksi Beasiswa Bidikmisi tahun 2018 silam, itu sangat ketat. Tidak sangka dari 7 fakultas diseleksi, 5 fakultas yang lolos. Alhamdulillah pada saat itu saya perwakilan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat bisa lolos dengan beasiswa Bidikmisi,” kenangnya, penuh syukur.

Setelah selesai dan meraih gelar sarjana, saat ini Lui ingin mencari peluang kerja yang bisa mengasah soft skillnya. Sekaligus ingin menambah pengalaman sembari mencari peluang beasiwa S2. (*)

Editor: Jajad

Pos terkait