Kepala TK PAUD di Luwuk Ikuti PSP

KEPALA TK Indriya Luwuk, Hj. Nurani Bidullah bersama rekan-rekan kepala TK sedang mengikuti program sekolah penggerak secara online di Kantor Telkom Luwuk. FOTO: ISTIMEWA

BANGGAI RAYA- Sejumlah Kepala Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Taman Kanak-kanak (TK) di Kota Luwuk mengikuti pembimbingan Program Sekolah Penggerak (PSP) secara daring atau online, Selasa (2/3/2021).

Kepala TK tersebut mendapatkan bimbingan dari instruktur dari provinsi dengan menggunakan jaringan internet milik PT. Telkom Cabang Luwuk. Dengan alasan jaringan PT Telkom Luwuk sangat bagus digunakan.

“Selasa (kemarin) kami mengikuti PSP, ada pembimbingan dari orang provinsi. Dan PSP-nya dibuat di kantor Telkom Luwuk, supaya jaringannya bagus. Program sekolah penggerak (PSP) adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila,” kata Ketua Umum Pengurus Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia-Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) Kabupaten Banggai, Hj. Nurani Bidullah kepada Banggai Raya, Rabu (3/3/2021).

Bacaan Lainnya

Menurut Kepala TK Indriya Luwuk ini, kegiatan PSP tersebut demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.

PSP akan mengakselerasi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju dalam waktu 3 tahun ajaran. Program sekolah penggerak, yaitu kolaborasi Kemendikbud dan Pemerintah Daerah (Pemda) yang diikuti oleh PAUD, SD, SMP, SMA, SLB baik negeri maupun swasta.

“Kondisi awal, tahap 1 atau tahap 2, tahap 3 atau tahap 4. Durasi program selama 3 tahun ajaran. Program sekolah penggerak terdiri dari lima intervensi yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan, yaitu pendampingan konsultatif dan asimetris, penguatan SDM sekolah, pembelajaran kompetensi holistik, perencanaan berbasis data dan digitalisasi sekolah,” jelasnya.

Pendampingan konsultatif dan asimetris jelasnya kembali, yaitu program kemitraan antara Kemendikbud dan Pemda, dimana Kemendikbud memberikan pendampingan implementasi sekolah penggerak. Penguatan SDM sekolah yaitu penguatan kepala sekolah, pengawas sekolah, penilik dan guru.

Pembelajaran kompetensi holistik lanjut dia, yaitu pembelajaran yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembagan karakter yang sesuai nilai-nilai Pancasila, melalui kegiatan pembelajaran di dalam dan luar kelas.

“Perencanaan berbasis data, yaitu manajemen berbasis sekolah, perencanaan berdasarkan refleksi diri satuan pendidikan. Kemudian Digitalisasi sekolah yaitu penggunaan berbagai platflom digital bertujuan mengurangi kompleksitas, meningkat efisiensi, menambah inspirasi, dan pendekatan yang disesuaikan,” ujarnya.

Pos terkait