Enam Murid SDN Boyou Pilih Pulang Lebih Awal dari Kemah Prestasi

BANGGAI RAYA- Dampak hujan deras yang melanda lokasi perkemahan prestasi/akbar tahun 2022, di Desa Bukit Jaya, Kecamatan Toili hingga menyebabkan arena tergenang air dan becek. Akibatnya, enam peserta didik SD Inpres Boyou, Kecamatan Luwuk Utara memilih pulang lebih awal dari waktu yang dijadwalkan.

Dari 22 peserta yang mengikuti perkemahan terdiri dari 11 putra dan 11 putri. Di hari ketiga sebanyak enam murid SD Inpres Boyou ditarik dari kemah prestasi oleh orangtuanya, yang terdiri dari empat putra dan dua putri.

Keenam peserta didik tersebut, seluruhnya berasal dari Desa Boyou. Hal itu dilakukan karena kepanikan para orang tua yang mendapatkan informasi hujan deras turun membasahi bumi perkemahan pramuka.

BACA JUGA:  Selamat! Sahabat ADA FC Jawara Turnamen Futsal Banggai Bersaudara Cup 1 2024

Tindakan yang diambil para orang tua murid dari Desa Boyou memiliki alasan, pertama rasa takut yang muncul, jangan sampai terjadi banjir besar.

Kedua, kondisi perkemahan yang sudah tidak memungkinkan, banyak air yang tergenang serta penuh lumpur, bisa menimbulkan penyakit bagi anak-anak mereka.  Sehingga, para orang tua tersebut mengambil tindakan untuk menarik anak-anaknya dari kegiatan perkemahan.  

“Masih panjang dunia pendidikan bagi anak-anak kami, sehingga kami jaga kesehatan mereka, kami takut anak-anak kena malaria dan diare. Kami sangat mendukung kegiatan perkemahan, buktinya kami ikutkan anak-anak kami. Tapi karena kondisinya yang tidak memungkinkan, sehingga anak-anak kami tarik,” kata salah seorang ibu asal Desa Boyou, Rini Makat kepada Banggai Raya, Rabu (10/8/2022).

BACA JUGA:  UGM dan Kabupaten Banggai Kerja Sama Pengelolaan Sumber Daya Air dan Geopark

Ia menjelaskan, bersama orang tua murid lainnya sekira pukul 20.30 Wita berangkat ke Perkemahan Toili dengan menyewa kendaraan openkup. Tiba di area perkemahan milik Kwarran Luwuk sekira pukul 01.00 subuh.

Rini mengatakan, jalan masuk ke kemah Kwarran Luwuk Utara harus melalui genangan air hujan setinggi lutut orang dewasa. “Kalau lewat jalan di belakang warung dekat pohon coklat, tinggi air sudah sampai pinggang. Bagaimana kitorang tidak mau panik. Bisa berbahaya untuk anak-anak kami. Sehingga, kami harus bawa anak-anak pulang,” ceritanya.

BACA JUGA:  Selamat! Sahabat ADA FC Jawara Turnamen Futsal Banggai Bersaudara Cup 1 2024

Ia mengaku, sebelum menarik anaknya dari lokasi telah meminta izin kepada guru pembina dan guru damping pramuka SD Inpres Boyou untuk menarik anak-anak mereka.

“Sedangkan kendaraan yang kami sewa tidak bisa masuk ke area perkemahan,  harus parkir di luar, karena banyaknya kendaraan. Kami pulang basah-basah, hanya bermodalkan tarpal sebagai pelindung dari hujan saat berada diatas oto. Kami tiba di rumah 05:30 Wita,” tandasnya. RUM

Pos terkait