BANGGAI RAYA- Gempa berkekuatan 6,3 skala richter pukul 15.43.29 WITA, Selasa (23/6/2020) membuat panik warga Luwuk dan sekitarnya. Trauma tiga jenis bencana alam sekaligus, gempa bumi, likuefaksi (tanah bergerak) serta tsunami di Kota Palu, Sigi dan Donggala dua tahun silam seolah sulit hilang di ingatan warga.
Berdasarkan informasi yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa itu berlokasi di 0.03 LU, 123.82 BT, 40 Kilometer Barat Daya Bolaanguki, Bolsel, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 94 kilometer.
Warga Kota Luwuk dan sekitarnya berhamburan keluar rumah menuju jalan raya. Warga menyadari bahwa keluar dari gedung itu untuk menghindari reruntuhan gedung akibat guncangan gempa bumi.
Walaupun saat itu hujan deras, tapi warga tidak lagi peduli basah, karena mereka takut jangan sampai tertimpa bangunan rumahnya atau gedung.
Seperti yang dilakukan para karyawan maupun pembeli di area pertokoan Luwuk. Mereka keluar menuju jalan raya untuk mengamankan diri.
Kepanikan warga juga terlihat di Kantor DPRD Banggai. Ketika rapat dengar pendapat menyoal kasus meninggalnya janin dalam kandungan di RSUD Luwuk yang digelar Komisi I, seisi ruangan berlari keluar ruangan.
Rapat yang digelar di lantai II, Kantor DPRD Banggai saat itu dijejali peserta rapat, baik kalangan wakil rakyat, OPD, keluarga pasien, mahasiswa serta para pewarta langsung riuh. Pintu keluar yang hanya dibuka satu itu, peserta rapat berdesakan menuruni tangga menuju luar gedung.
Ketika berada di luar gedung, sejumlah peserta rapat langsung menghubungi keluarga di rumah masing-masing untuk memastikan anggota keluarganya keluar dari rumah. “Tidak apa-apa kamu di situ ma?,” tanya salah satu anggota Polres Banggai yang menghubungi sang istri di rumah melalui ponsel. RUM