BANGGAI RAYA- Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk di Indonesia, berdampak besar terhadap operasional dan pendapatan moda transportasi.
Pendapatan pengelola moda transportasi termasuk PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) ikut terpengaruh imbas Covid-19, apalagi demi memutus mata rantai penyebaran virus corona serta menjaga stabilitas logistik, pemerintah mengeluarkan sejumlah aturan yang memperketat angkutan barang dan penumpang.
Besarnya imbas Covid-19 terhadap sektor transportasi diakui Manager Operasional PT ASDP Cabang Luwuk Nana Sutisnah.
Kepada wartawan Jumat (5/6/2020), Nana mengatakan bahwa Covid-19 memberi dampak besar, seperti yang dialami ASDP Cabang Luwuk.
“Khusus ASDP Luwuk saja, terjadi penurunan pendapatan hingga 65 persen. Artinya, pendapatan yang diperoleh hanya sekira 35 persen dari pendapatan tahun lalu di periode yang sama,” jelasnya.
ASDP Cabang Luwuk yang mengelola sejumlah pelabuhan penyeberangan fery seperti Luwuk, Pagimana, Ampana, Saliti, Salakan dan Banggai, kini hanya mengangkut jenis logistik tertentu. Untuk penumpang kata dia, masih tetap dilayani, namun karena kondisi pembatasan sosial dan persyaratan keberangkatan yang cukup banyak, membuat jumlah penumpang sangat sedikit.
Kondisi yang sama terlihat pada pengangkutan logistik dan peralatan yang juga berkurang jauh.
“Angkutan beras kan belum boleh, padahal itu komoditi andalan yang biasa diantarpulaukan. Begitupula dengan penyeberangan alat berat untuk proyek juga minim, karena tidak adanya pekerjaan fisik,” kata dia.
Sementara pada sisi lain kata dia, operasional kapal penyeberangan tetap seperti biasa, walaupun jumlah barang dan penumpang yang diangkut hanya sedikit.
Karenanya ia berharap, kondisi ini segera pulih, agar sektor usaha tidak semakin terpuruk. “Sekarang ini, sektor usaha hanya berusaha untuk bertahan hidup, sebab pendapatan dan operasional tidak seimbang,” ujarnya. DAR