Cipayung Gelar Aksi Tolak Kekerasan Perempuan

BANGGAI RAYA- Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan perlawanan perempuan Cipayung Kabupaten Banggai, menggelar aksi memperingati International Women’s Day (Hari Perempuan Internasional) yang jatuh pada Minggu (8/2/2020). Aksi ini digelar di Bundaran Tugu Adipura, Senin (9/3/2020).

Massa aksi tergabung dari berbagai organisasi. Seperti, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) serta Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

Aksi memperingati hari perempuan internasional, digelar secara rutin setahun sekali. Lahirnya aksi dari kaum perempuan ini, karena masih banyak terjadinya kekerasan pada perempuan yang dilakukan oleh negara lewat aturan yang berlaku.

Bacaan Lainnya
BACA JUGA:  Prima Motor Toili Gelar Customer Day dan Kenalkan NMax Turbo

“Di sejumlah daerah bahkan di Kabupaten Banggai, kekerasan terhadap kaum perempuan sering terjadi. Makanya, di hari ini kami tegaskan untuk stop kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak,” ujar Koordinator Lapangan, Ira Ibrahim dalam orasinya.

Dia juga menjelaskan, proses dari lahirnya penetapan hari perempuan internasional tersebut, melalui proses yang sangat panjang dan berbagai aksi yang dilakukan oleh kaum perempuan. Hari Perempuan Internasional pertama kali dilakukan pada 28 Februari 1909 di New York, Amerika Serikat. Kemudian, adanya gerakan Gerakan tuntutan hak oleh kaum perempuan pada 1908 dan 1910 serta pada kurun waktu 1913-1914. Hingga akhirnya pada tahun 1975, untuk pertama kalinya Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret.

BACA JUGA:  3 Tahun Jadi Bupati, Warga Soho Puji Keberhasilan Amirudin Bangun Banggai

“Proses ditetapkan Hari Perempuan Internasional tidak begitu mudah, bahkan melalui proses yang sangat panjang dan desakan yang kuat dari kaum perempuan untuk diakui oleh organisasi PBB,” urainya.

Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak) Kabupaten Banggai bangkit untuk perjuangan terhadap hak-hak para perempuan serta melawan dan menolak Omnibuslaw.

Gebrak Banggai yang didalamnya tergabung beberapa organisasi nasional, seperti SMI, LMND, FMN GMNI, PMII dan organisasi lintas sektor, diantaranya PB Permata, BEM Teknik Untika Luwuk, BEM Teknik Unismuh Luwuk, menyerukan berikan cuti haid, hamil dan melahirkan kepada buruh perempuan, stop pelecehan sexsual terhadap perempuan, stop diskriminasi terhadap perempuan.

BACA JUGA:  Kunker Ke Toili Barat, Bupati Amirudin Bantu 8 Ton Pupuk untuk Petani

Gebrak Banggai dengan tegas menolak Omnibuslaw, serta hentikan segala proses pembentukan Omnibuslaw, sahkan RUU PKS, berikan jaminan kesehatan terhadap buruh, stop perampasan tanah rakyat, wujudkan reforma agraria sejati, menangkan Pancasila, bubarkan BPJS, wujudkan transformasi pelayanan sosial, wujudkan pendidikan gratis, ilmiah demokratis dan bervisi kerakyatan serta sita asset-asset dan adili koruptor. SAH/RUM