Bincang Jurnalisme Bencana di Festival Sastra Banggai

BANGGAI RAYA-Festival Sastra Banggai tahun ke-6 yang dihelat sejak tanggal 24-27 November 2022, tak hanya menampilkan soal sastra, seni dan budaya. Kegiatan juga diisi dengan informasi seputar buku, penulis hingga bincang santai tentang berbagai hal, termasuk jurnalisme bencana

Apalagi pada kegiatan yang dipusatkan di RTH Teluk Lalong Luwuk tersebut, juga menghadirkan Ahmad Arif, wartawan Kompas yang menangani rubrik bencana dan penanganannya.

BACA JUGA:  Air Bersih Bulakan Belum Bermanfaat Jadi Sorotan Aleg Banggai

Pada bincang santai yang digelar pada Sabtu petang (26/11/2022) itu, Ahmad Arif tak hanya mengurai tentang liputan bencana seperti gempa dan tsunami yang telah dilakukannya sejak peristiwa Aceh 2004, hingga gempa dan tsunami di Jepang, serta perubahan sikap, perilaku hingga kebijakan pemerintah sejak sebelum dan setelah terjadinya bencana. Ia juga mendengarkan pengalaman dan kisah yang dialami wartawan maupun peserta lain saat terjadinya bencana, liputan seputar penanganan dan mitigasi bencana di daerah.

BACA JUGA:  Jelang Pilkada Banggai APDESI Diminta Netral

“Di Jepang, ada proses mitigasi hingga belajar pada pengalaman dan kemudian memunculkan kebijakan penerapan teknologi sebagai antisipasi dan upaya meminimalisir korban,” tuturnya.

BACA JUGA:  Forum Musrenbang 2025 di Palu, Bupati Banggai Terima Penghargaan Pemprov Sulteng

Kondisi berbeda diuraikan wartawan dan warga lain yang menjadi peserta bincang santai, khususnya dalam konteks lokal Sulteng. Proses belajar dan mitigasi masih sangat minim. Karenanya, peran jurnalis sangat besar untuk terus mendorong kesadaran berbagai pihak tentang pentingnya informasi kebencanaan dan upaya antisipasinya demi meminimalisir dampak dan korban. DAR

Pos terkait