‘BASUSUPO’ di Bulan Ramadan, Cara Terbaik Menjalani Aktivitas Harian di Bulan Berkah

Basusupo, arti bahasa hariannya adalah menggosip atau bercerita. Kata yang lazim di pendengaran kita ini diangkat menjadi sebuah judul buku. Judulnya, ya Basusupo. Buku empat bab ini ditulis oleh H. Iswan Kurnia Hasan, Lc.MA. Jelang Ramadan 1441 Hijriyah (2020), buku sederhana ini akan diluncurkan. Berikut sedikit gambarannya.

OLEH: SUTOPO ENTEDING

BUKU ini bukan menggosip seperti layaknya gosip yang kita pahami, tapi gosip yang bernilai ibadah. Di halaman paling depan, tertulis judulnya Basusup, Agar Ramadan Semakin Berpahala.

Iswan Kurnia Hasan, sang penulis yang saat ini merupakan Ketua DPD PKS Banggai adalah lulusan Srata Satu di Universitas Al Azhar, Cairo, Mesir. Ia juga menyelesaikan pendidikan Strata Duanya di Arab League Institute, Cairo, Mesir.

Diakuinya, buku tersebut adalah kumpulan artikel yang pernah diterbitkan Koran Banggai Raya dan media cetak lainnya serta dimuat di media jejaring sosial. “Adalah beberapa tips dan anjuran yang dikemas dengan bahasa yang ringan, bernas dan mudah dicerna, untuk mengoptimalkan ibadah di bulan suci,” tulis Iswan Kurnia Hasan.

BACA JUGA:  Roadshow Kelembagaan,  SKK Migas – JOB Tomori Santuni 200 Anak Yatim dan Sediakan Seribu Paket Sembako Murah

Ketika menapaki Ramadan dan menjalaninya, semakin hari akan semakin memperbanyak pahala. Lalu, saat finish menyambut fajar Syawal, mampu mendapatkan piala kemenangan dari Allah SWT.

Diakuinya, buku tersebut bisa dijadikan panduan buat dai mengisi ceramah, pegangan buat yang mencintai ilmu. Arahan untuk imam menyikapi masalah khilafiyah (perbedaan dalam hukum Islam). “Daripada kita gosip tidak jelas, yang bisa mengurangi kesempurnaan ibadah puasa di bulan Ramadan, lebih baik membuka (buku) Basusupo (gosip) di bulan Ramadan,” ungkap dia.

Iswan menulis buku ini termotivasi untuk memberikan panduan beribadah di Ramadan. Meskipun dikemas dalam bahasa sederhana dan lugas, tapi Iswan memastikan seluruh isi dan muatan bukunya itu bersandar pada dalil Alquran, Hadits Rasulullah SAW serta ijtimak para ulama. Artinya, tidak ada kekhawatiran untuk mencerna muatan buku tersebut.

“Juga ingin mentransformasi bahasa-bahasa fikih para ulama, yang terkesan berat, dalam buku yang berjilid jilid menjadi sesuatu yang mudah dikonsumsi oleh pembaca di semua kalangan dan semua umur,” papar Iswan.

BACA JUGA:  DSLNG Terima Kunjungan Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah

Banggai Raya menerima salinan buku ‘Basusup’ dalam bentuk pdf. Sayang, buku yang direncanakan akan terbit sebelum awal Ramadan, hanya sebatas bab awal dan daftar isi.

Buku empat bab ini dimulai dengan Bab I Persiapan Terbaik. Persiapan terbaik ini sebetulnya, persiapan umat Islam sebelum masuk Ramadan, yakni latihan di bulan Rajab dan bulan Syakban. Latihan ini untuk berlomba di Ramadan.

Bab pertama ini mengutip Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Ibnu Majah dan at-Tirmidzi, ”Bila datang malam pertama bulan Ramadan, setan dan jin yang jahat dibelenggu, ditutup semua pintu neraka dan tidak ada yang dibuka satu pun, Kemudian ada yang memanggil, “Wahai para pecinta kebaikan, sambutlah Ramadan. Wahai pecinta keburukan, segeralah berhenti. Allah kemudian memilih hamba-hamba-Nya yang akan dibebaskan dari api near setiap malam di bulan Ramadan.”

BACA JUGA:  DSLNG Terima Kunjungan Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah

Nah, buku ini mengisahkan pula tentang amalan yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat sebelum Ramadan tiba. Mereka melatih diri untuk persiapan menjalani aktivitas keseharian di bulan Ramadan.

Bab II berjudul lomba Ramadan. Di bab ini membahas tentang ibadah tanpa tanding, menggeser puncah amal, empati sosial puasa serta mengidam Alquran.

Di bab III diberi judul, mengatur nafas. Bab ini mengupas tentang Salat Tarawih 8 rakaat atau 20 rakaat, membahas tentang tarawih berkualitas, tarawih yang dilaksanakan oleh Rasulullah dan tarawih yang saat ini dijalani ummatnya.

Bab IV sebagai bab terakhir ini, buku Basusupo diberi judul menuju puncak. Sebagai ulasan terakhir, di sini dijelaskan tentang bagaimana berburu Lailatulqadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Dan pada hakikatnya, buku ini menghantarkan pembaca untuk menikmati akhir Ramadan yang indah. Digambarkan dalam akhir tulisan ini adalah meraih wonderful night atau malam yang indah.

Tertarik membacanya? Tunggu peluncurannya ya! ***