April, Luwuk Alami Inflasi 0,54 Persen

BANGGAI RAYA- Selama bulan April 2020, Kota Luwuk mengalami inflasi sebesar 0,54 persen. Inflasi ini menempatkan Luwuk di posisi empat tingkat nasional dan keempat tertinggi di kawasan Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua).

Inflasi ini sebut Kepala Badan Pusat Stastik (BPS) Kabupaten Banggai, Moh. Said melalui pres rilis kepada Banggai Raya, Senin (4/5/2020), dipengaruhi naiknya indeks harga yang terjadi pada kelompok penyedia makanan minuman dan tembakau sebesar 1,84 persen diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 1,36 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,50 persen, kelompok Kesehatan 0,46 persen, dan kelompok pakaian dan alas kaki 0,34 persen.

Bacaan Lainnya

Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,19 persen, kelompok penyedia makanan minuman/restoran 0,18 persen, sedangkan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks harga sebesar 1,54 persen, diikuti oleh kelompok transportasi 1,12 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0.08 persen. Sedangkan untuk kelompok pendidikan pada bulan ini relatif stabil.

Pada periode yang sama, inflasi year on year kota Luwuk mencapai 4,96 persen. Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 34,39 persen, sedangkan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga mengalami kenaikan indeks terendah sebesar 0,62 persen.

Inflasi kota Luwuk sebesar 0,54 persen disumbangkan oleh andil kelompok makanan dan minuman dan tembakau sebesar 0,60 persen, diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,10 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen, kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 0,01 persen, kelompok perlengkapan, perlatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,01 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen, dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar dibawah 0,01 persen. Sedangkan Kelompok transportasi memberikan andil negatif sebesar 0,13 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,10 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen. Kelompok pendidikan relatif stabil.

Berdasarkan data secara nasional, 90 kota pantauan IHK (indeks harga konsumen) nasional, sebanyak 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bau-Bau sebesar 0,88 persen dan inflasi terendah sebesar 0,02 persen terjadi di Kota Cirebon, Kota Depok dan Kota Balikpapan. Kota Pangkal Pinang mengalami deflasi tertinggi sebesar 0,92 persen, sementara Kota Bogor dan Kota Semarang mengalami deflasi terendah sebesar 0,02 persen. Kota Luwuk menempati urutan ke-4 inflasi tertinggi di kawasan Sulampua dan urutan ke-4 secara nasional.

Inflasi tahun kalender sebesar 0,19 persen dan inflasi year on year bulan April 2020 terhadap April 2019 sebesar 4,96 persen.

Beberapa komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain beras (0,66 persen), gula pasir (0,12 persen), cabai rawit (0,11 persen), daging ayam ras (0,11 persen), emas perhiasan (0,07 persen), telur ayam ras (0,05 persen), rokok putih (0,02 persen), keramik (0,02 persen), ban luar motor (0,02 persen), dan tahu mentah (0,02 persen).

Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi antara lain angkutan udara (0,18 persen), ikan katamba (0,14 persen), ikan selar/ ikan tude (0,14 persen), ikan lolosi (0,13 persen), telepon selular (0,10 persen), ayam hidup (0,07 persen), pisang (0,05 persen), kangkung (0,03 persen), cabai merah (0,03 persen), dan jagung manis (0,02 persen). JAD