3 Bulan 25 Kasus DBD di Banggai, Dinkes Lakukan Foging di 20 Titik

BANGGAI RAYA- Kasus deman berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Banggai dalam kurun waktu tiga bula terakhir ini terbilang cukup tinggi. Betapa tidak, sebanyak 25 kasus ditemukan dalam periode Januari-Maret 2023.

Pasien DBD yang terdata Dinkes Banggai, semunya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, yakni 24 orang dirawat di RSUD Luwuk dan satu pasien lainnya di Rumah Sakit Claire Medika (RSCM) Luwuk.

Kemudian, dari 25 kasus DBD yang terjadi di Kabuoaten Banggai, satu di antaranya meninggal dunia. Pasien DBD yang meninggal dunia ini merupakan warga asal Kelurahan Karaton, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, dr. I Wayan Suartika mengatakan, dalam penanganan DBD itu pihaknya telah melakukan foging di 20 titik, tempat asal pasien yang terkena DBD.

BACA JUGA:  Rakorwasda Sulteng, Momentum Optimalisasi Peran APIP Cegah Korupsi

“Sudah kita lakukan foging di 20 titik,” ujar Kadis Wayan sembari memperlihatkan data kegiatan fogging tahun 2023 yang menyasar 20 tempat, Selasa (28/3/2023) via pesan WhatsApp.

Berdasarkan data yang dikirimkan Kadinkes Banggai, di bulan Februari 2023 kegiatan fogging dilakukan di dua titik yakni Kelurahan Soho dan Kelurahan Mangkio.

Kemudian,  di Bulan Maret menyasar di 18 titik yakni Kilongan tiga kali, Kilongan Permai, Biak, Hanga-Hanga dua kali, Tolando, Karaton, Balantang, Masing, Maahas tiga kali, Bungin Timur dua kali, Jole dan Kelurahan Bukit Mambual.

BACA JUGA:  Bupati Banggai Hadiri Peringatan Hari Otonomi Daerah Tahun 2024 di Surabaya

 Tingginya kasus DBD di tanah Babasalan ini, Kadinkes Banggai, dr. I Wayan Suartika tak henti-hentinya mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.

Warga diminta untuk membersihkan tempat bersarangnya nyamuk dengan cara 3M yakni pertama menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.

Kedua, menutup merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

BACA JUGA:  Kandidat Bupati Amirudin Tamoreka Ambil Formulir Pendaftaran di PAN Banggai

Ketiga, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), dan disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

“Berikutnya, masyrakat harus mengenali gejala awal DBD. Gejalanya  seluruh tubuh demam, kehilangan selera makan, kelelahan atau panas dingin, gastrointestinas, mual atau muntah,kulit, bintik merah atau ruam,” terangnya.

Ia menyebutkan, kasus DBD tiga bulan terakhir di tahun 2023 ini hampir sama dengan tahun lalu. “Kalau melihat trendnya, hampir sama dengan tahun lalu. 20-an kasus,” tandasnya.

Pos terkait