2 Periode Menjabat, Farid Haluti Bawa Unismuh Jadi PTS Terbaik di Sulteng

Dr. Farid Haluti

BANGGAI RAYA- Tinggal menghitung hari, masa jabatan Dr. Farid Haluti selaku Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Luwuk akan segera berakhir. Tanggal 28 Juni 2020 nanti, Farid telah genap memimpin kampus hijau itu selama dua periode (Periode 2012-2016 dan Periode 2016-2020).

Posisinya sebagai rektor akan digantikan oleh Sutrisno K Djawa sesuai penetapan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ia akan dilantik secara resmi pada tanggal 29 Juni 2020 melalui virtual oleh PP Muhammadiyah.

Bacaan Lainnya

Selama delapan tahun menjabat sebagai Rektor Unismuh Luwuk, Dr. Farid Haluti mampu membawa kampus hijau itu kian maju. Bahkan, kini Unismuh Luwuk telah dinobatkan sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terbaik nomor satu se Sulteng versi UniRank. Dan ini tentunya suatu prestasi yang sangat membanggakan dan patui diapresiasi. 

Ditemui di ruang kerjanya, Rektor Unismuh Luwuk, Dr. Farid Haluti kepada Banggai Raya, Selasa (23/6/2020) mengatakan, prestasi dan keberhasilan yang diraihnya adalah merupakan prestasi bersama. Karena semua  itu berkat kerja keras dan kerja sama semua civitas akademika.

Doktor jebolan Universitas Negeri Gorontalo itu menguraikan capain-capaian yang telah dilakukannya selama menjabat sebagai rektor di kampus hijau itu.

Dalam kepimpinannya di kampus hijau itu, Farid mengaku lebih konsentrasi pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) dosen.  “Hampir 50 persen dosen di masa itu (di awal menjabat), saya dorong kuliah S2. Baik itu beasiswa negara, beasiswa kampus dan ada juga yang mandiri. Sekitar 50 orang yang berhasil menuntaskan itu di awal masa saya menjabat,” kata Farid.

Kemudian di tahun 2012 lalu, dosen bergelar doktor baru satu dosen. Namun berkat upayanya, Unismuh Luwuk kini telah memiliki delapan dosen bergelar doktor. “Saat ini sudah delapan doktor. Baik itu kuliah mandiri, beasiswa kampus maupun Kemenristkdikti. Delapan orang itu, saya, Moh. Gifari, Nurhidayah Layoo, Nurjannah, Adi, Mashuri, Rahmawati dan Muktar Lutfi,” terangnya.

Tidak sampai di situ, saat ini ia juga tengah mendorong 12 dosennya untuk kuliah doktor. Jika tidak ada rintangan, maka 2022 Unismuh Luwuk dipastikan memiliki 20 dosen yang bergelar doktor. “Itu ada yag kuliah di Unhas, UMI, UNG dan lain-lain. Jadi 2022, Insya Allah dosen bergelar doktor kita sudah melimpah. Dan juga ada 14 dosen yang sementara ambil S2,” tuturnya.

Dengan SDM dosen yang mumpuni kata Farid, secara otomatis akan memudahkan Unismuh Luwuk dalam memperpanjang akreditasi instutusi. Karena setiap prodi rasio dosennya di 15 prodi ini telah memenuhi syarat.

“Karena salah satu syarat untuk perpanjangan itu, apalabila terpenuhinya syarat minimal rasio dosen. Itu sudah kami lalukan, begitu juga dengan akreditasi prodi. Yang sebelumnya hanya satu prodi akreditasi  B, saat ini sudah tujuh prodi yang terakreditasi B. Insya Allah rektor baru bisa lebih meningkatkan lagi,” katanya.

Kemudian di masa kepempinanya, Farid mampu melahirkan tiga prodi baru. Tiga prodi baru itu adalah Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Prodi Biologi dan PIAUD. Dan memang ia akui, dalam kepemimpinanya lebih mendorong pada peningkatan SDM ketimbang pembangunan fisik. Namun ia tetap melakukan perbaikan-perbaikan seperti ruangan kuliah untuk kenyamanan dalam proses pembelajaran.

Selain itu, Farid juga mampu meningkatkan animo atau minat penelitian dosen. Betapa tidak, sampai saat ini sudah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan dosen di kampus hijau tersebut, baik melalui pendanaan kampus, maupun Kemenristekdikti. Bahkan kini kampus hijau itu, setiap prodi hampir memiliki jurnal.

Belum lagi keberhasilan Farid dalam membawa Unismuh Luwuk menjadi PTS terbaik nomor satu di Sulteng. Dan tentunya ini suatu prestasi yang sangat membanggakan. “Seandainya ini capaian merupakan keberhasilan dan prestasi, ini merupakan prestasi bersama. Jujur saja, saya di sini dibantu orang-orang hebat, karena saya merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi kemudian dibantu orang-orang hebat, maka kita berhasil sampai saat ini,” akunya.

Pada kesempatan itu, ia menyampaikan terima kasih kepada civitas akademika dan juga BPH yang telah menjadi mitra untuk kemajuan Unismuh Luwuk. Dan mengucapkan selamat kepada Sutrisno K Djawa atas ditetapkannya PP Muhammmadiyah untuk menjabat sebagai rektor empat tahun ke depan.

Ada dua hal penting yang ia sampaikan kepada Sutrisno K Djawa selaku Rektor Unismuh Luwuk untuk periode 2020-2024 nanti. “Pertama adalah status akreditasi. Karena dengan terjaganya akreditasi maka akan terjaga semua sistem akademik. Akreditasi ini  merangkum semua kegiatan kegiatan akademik, baik itu persoalan keuangan, akademik maupun kemahasiswaan,” pesanya.

Ia menekankkan, agar status akreditasi ini baik akreditasi prodi maupun institusi tetap dijaga dan ditingkatkan.  Jangan sampai tidak terjaga, karena itu dapat merugikan institusi sendiri maupun mahasiwa.

“Kedua laporan pangkalan dikti perguruan tinggi. Ini juga penting karena ini adalah napas perguruan tinggi. Jangan main-main, karena ini menjadi indikator keberhasilan kita. Dan nasib mahasiswa ada di situ, jangan sampai mahasiswa sudah selesai dan sarjana tapi tidak terlapor. Itu akan fatal,” pesannya.

Jika masa tugas sebagai rektor berakhir, Farid mengaku akan kembali menjadi dosen yakni di Fakultas Agama Islam. Namun jika diminta untuk memberikan pikiran-pikiran, Farid akan selalu siap demi kemajuan Unismuh Luwuk. JAD